Halaman

Rabu, 16 Oktober 2019

apa kabar anabul...

Wah sudah lama sekali gua tidak meng-update kabar dari kucing gemas dan lucu Kynos Purrnesia Parapiro. Iya, setelah melewatkan beberapa bulan tanpa postingan di sini tentang dia, gua tetap mengabadikan momen itu di note dan voice note kok. Nggak akan gua biarkan momen itu hilang begitu saja. Ada dua poin penting yang akan gua sampaikan tentang Kynos. Yang pertama, dia sudah operasi steril, yang kedua Kynos sudah semakin gemuk.

Kynos sudah operasi di pertengahan bulan september kemarin karena ada peristiwa yang menyebabkan gua dan Tata harus mengambil langkah cepat dalam masalah perkucingan ini. Tentu saja hal ini sudah kami rundingkan dengan matang sebelum akhirnya terjadi. Karena kami berdua suka mengupdate perkembangan Kynos ke sosial media, akhir nya banyak yang bertanya, "Emangnya Kynos sakit apa kok sampai operasi?"

Ketika kami menjawab kalau Kynos baru saja menjalani rangkaian prosedur operasi steril, mereka langsung sekate-kate menilai perbuatan kami. 

"Emang nya nggak kasihan? Kynos nggak dibiarin punya anak satu?"
"Ih jahat banget!"
"Kamu nggak berperikehewanan banget sih!"

Menengo cok.

Gua rasanya ingin menjejalkan timun suri ke dalam mulut mereka dan melihat dengan senyum mengembang kematian mereka dengan perlahan. Kalau nggak relate mending diem aja deh. Bahkan dari mereka bukan lah seseorang yang memelihara kucing! Bahkan mereka tidak mengerti seperti apa perkembangan kucing di luar sana. Kasus-kasus apa saja yang terjadi pada kucing. Apalagi kucing ras domestik seperti Kynos dan kawan-kawan nya di sekitar rumah.

Yang mereka tahu hanya kucing yang lucu, bisa dipeluk, menggemaskan, dan suka bermain. Mereka nggak akan pernah paham kalau kucing juga bisa sakit, mereka mengalami siklus birahi, dan lain sebagainya. Lambemu lho cuuuk kok lamis tenan. Tidak bisa gitu diam dan berkomentar tanpa merasa paling pandai sendiri? Anda itu dilahirkan di dunia ini bukan untuk menilai keputusan orang lain, dan terus-terusan mengata-ngatai. Iya, gua tau mereka adalah netijen, gua juga netijen. Tapi itu sudah bukan ghibah lagi sih. Lebih ke sengaja memanas-manasi orang.

Gua sabar. Gua berusaha sabar banget. Bahkan saking tidak tahan nya gua sampai membuat audio log tentang kejadian itu. Tentang bagaimana perbedaan perlakuan kucing domestik dan kucing ras mahal. Jancuk rasah ngarani njaluk kucing apik nek ra iso ngerumat! Memang, kalau dilihat sekilas kucing anggora atau persia jauh lebih cantik dan lucu karena mereka memiliki bulu yang lebat. Tapi, kucing domestik bukan lah kucing yang aneh dan hina sehingga kamu bisa memutuskan untuk memilah-milah mereka. Kalau bangsa kucing domestik bisa bicara, tentu saja habis kalian diserang mereka yang berkeliaran di jalanan. 

Rasa sayang yang sudah muncul dan tumbuh di hati gua tidak bisa diganggu-gugat oleh ucapan atau pun ungkapan menyakitkan dari kalian semua. Biar dia mau dikata apa, mau dihina seperti apa. Gua tidak pernah menyesal mengeluarkan uang untuk kebutuhan nya. Gua tidak menyesal pernah membawa nya ke rumah sakit, suntik vaksin, operasi, yang kalau ditotal tentu sudah bisa dipakai untuk membeli hape baru. Tapi gua ikhlas! Gua ridho! 

Apakah gua minta uang ke kalian untuk membeli 1 kotak makanan Kynos? Tidak. Diam kau bangsat!

Tempo hari, gua baru saja melihat sebuah video story tentang kucing yang dipaksa minum minuman keras. Tubuh kucing itu menjadi kejang, tidak bisa bergerak, matanya melotot, dan kemudian mati. GOBLOK TENAN KOWE MANUNGSA OPO UDU TO JANCOOOOK! Gua nggak ngerti kenapa hal itu bisa tega-tega nya dilakukan oleh orang yang benar-benar sadar. Entah dia sengaja atau tidak, entah itu kucing nya atau bukan.. tapi nggak ada yang membenarkan perbuatan seperti itu. bangsat. Gua auto menangis dan menahan marah karena hal itu. Pagi ku cerahku tidak jadi cerah karena hal goblok seperti itu. 
selamat siang!

HEOL TIGA KALI

Hukuman disiplin yang dikenai pada seorang ASN beberapa waktu lalu memberikan rasa was-was pada diri gua dan beberapa teman-teman yang memiliki akun sosial media 'sambat'. Pasti bukan hanya kami yang memiliki tujuan atau maksud yang sama dalam membuat sosial media. Bahkan mungkin ada orang yang sengaja membuat akun 'fake' yang dijadikan sebagai tempat bersambat-ria tanpa harus memerhatikan konteks yang ada.

Yes. Menjadi seorang warna negara indonesia gua rasa akhir-akhir ini semakin dinamis saja. Mau melakukan ini, mau melakukan itu pasti ada saja yang dipermasalahkan. Mungkin ada yang baru saja kaget, "Hah ternyata melakukan hal seperti ini bisa terkena pasal toh." Atau mungkin ada juga beberapa teman yang masih santai saja melakukan hal yang dilarang atau tidak diperbolehkan, karena belum tahu dengan peraturan yang ada. Kasus yang ada.

Senin, 19 Agustus 2019

Mau curhat sebentar lur

Hai guys, hari ini gua ingin menuliskan banyak sekali cerita. Ini bisa dikategorikan sebagai tulisan nano-nano, karena isinya nggak jelas dan penuh dengan kejulidan. Pertama, gua ingin bercerita tentang dilema setiap orang. Iya, tentang menikah. Apalagi senior gua ada yang sebentar lagi menikah dan sepertinya sejak setahun yang lalu dia memang hectic sekali mempersiapkan segalanya seorang diri, bersama pasangannya. Menikah itu kalau dikatakan mudah ya mudah, kalau dikatakan ribet ya ribet. Tergantung bagaimana orang yang bersangkutan memilih mau ribet atau mau selow.

Kemarin-kemarin kita dihebohkan dengan kabar menikahnya Suhay Salim -halah kalau kalian suka nonton youtube beauty blogger pasti kenal sama mbak arab yang satu ini, yang menikah hanya pergi ke KUA dan ijab qobul di sana. Bersama suami nya yang WNA. Suhay melakukan hal itu karena dia membenci yang namanya keribetan, dan sebenarnya inti dari pernikahan yang sah di negara dan di agama adalah ya ijab qobul dan dicatat di catatan sipil. Keterangan kalau kamu sudah menikah dan tidak akan digrebek warga ketika tinggal serumah dengan lelaki/wanita karena kalian sudah menikah, sudah memiliki buku nikah. 

Atau kalian ingin menikah yang heboh seperti artis-artis dan (mungkin) seperti Rachel Venya atau Tasya Farasya? Iya itu terserah kalian sih, tergantung individu itu sendiri. Ada yang bilang menikah itu sekali seumur hidup, jadi tidak ingin main-main dengan  segala macam upacara sakral nya. Entah itu adat jawa, sunda, kalimantan, atau melayu semua nya pasti punya cara masing-masing untuk menyucikan yang namanya pesta pernikahan. Mengundang sahabat, keluarga, dan mungkin pejabat negara.

Pilihan. Semua tentang pilihan gitu saja.

Kalau kamu mau yang seperti apa Sal?

Kalau aku juga ingin nya sih yang tidak ribet, mengingat waktu yang gua punya tidak banyak. Cuti yang dimiliki juga hanya sebatas hitungan jari, ya kan? Daripada untuk menggelar pesta satu hari satu malam dan mengundang ribuan tamu, lebih baik uangnya digunakan untuk bayar cicilan rumah, atau honeymoon di tempat yang memang worth it. Bukan berarti gua medit atau tidak ingin mengabarkan kabar gembira ini kepada orang-orang, tapi lebih ke realistis aja lah!

Itu kalau dari aku ya? Untuk calon suaminya gua nggak tahu karena yeah, mendapatkan lelaki yang punya nyali dan berani meminang itu jaman sekarang agak-agak tricky. Bisa jadi dia sependapat, bisa jadi tidak, bisa jadi orang tuanya ingin yang aneh-aneh gua tidak tahu. Yang jelas menikah itu harus khidmat karena di situ lah saat-saat terakhir anak perempuan menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya. Kemudian dia akan berbakti pada suami dan rumah tangga nya. Berat kalau dipikir demikian, tapi insyaallah akan nikmat jika dijalani.

Kok jadi ngelantur sih!

Masuk usia 20an pasti pertanyaan yang sering di dengar itu ya seputar hal ini kan? Iya bagus kalau kamu sudah punya pacar, dan memang mau ke arah menikah ya. Jangan mau kalau kamu pacaran tapi digantungin kek baju kotor nggak dicuci-cuci. Jadi mau tidak mau ya harus memikirkan jawaban, kita juga jadi mikir, wah kapan ya gua kawin. Kawin mah di sini juga bisa kawin, ikatan komitmen nya itu loh yang berat.

Kemarin gua baru saja menonton film berjudul Wedding Agreement. Ceritanya bagus banget! Tentang dua sejoli yang dijodohkan, tetapi ternyata suami nya tidak suka bahkan membuat perjanjian untuk bercerai setelah satu tahun menikah. Wow terkesan begitu sadis ya. Tapi film ini berakhir bahagia kok, itu yang gua suka. Gua paling suka part dimana si istri yang memang ughtea sekali, kamudian dia baru pertama kali bersentuhan degan lawan jenis menjalani hari-hari nya dengan begitu tenang dan kalem layaknya seorang istri. Panutan sekali.

Gua langsung nyeletuk, "Kalau suami-istri cemburu buta boleh, kalau masih pacaran cemburuan apaan anjir nggak guna bangke! Sini gua ketekin!" secara tidak langsung menyindir kawan sebelah gua. 

"Tuh, pegangan tangan nya kalau nikah mah dapet pahala, nguengue juga dapet pahala, bahkan boncengan pun juga dapat pahala karena mereka sah. Lah apaan kalau masih pacaran pegangan tangan aja dosa, chatting mesra, nunjukin aurat nya, pelukan dan lain-lain lu pikir lu sape sobat shaithoon!" lagi-lagi gua menyindir kawan sebelah meskipun gua sedang bicara sendiri. It's ok.

"Udah putusin aja, nikah aja udah kebanyakan nanem dosa lu ntar."

"Kemarin aku udah bilang ke dia, tapi nggak direct to the point, coba kamu yang bilang."

Lah, ini pacar siapa combro. 

Yah begitulah. Kalau dulu sih waktu di SMP gua ditanamkan dengan jelas dan guamblang untuk tidak pacaran karena bahkan ketika seseorang bermain mata, bermain hati, itu sudah masuk zina bro. Ngeri kali bah! Pokoknya dulu itu semua nya serba alim, gua juga akhirnya menjomblo mungkin menyalahkan pola ajaran ini. Padahal harusnya mah enggak. Emang belum ada yang berani meminang aja kali Sal. 

Sensasi twirling-twirling in my heart nya itu loh yang jujur saja tidak bisa dihindari dan itu yang menjadi sumber kenikmatan ketika pacaran. Belum makan eh ada yang ngingetin. Sok-sok ngingetin solat, "Udah solat maghrib belom?" padahal dia nya juga solat fardu masih bolong-bolong. Pencitraan semuanya kesel! Diboncengin pulang naik motor, eh ada polisi tidur, rem mendadak, eh jadi kepentok t3t3 nya ke punggung jadi makin erat aduh nikmat. DOSA SI MALIIIIHHHH!

But Yep! Semua itu kembali pada keyakinan dan kemauan individu itu sendiri sih. Lagi-lagi gua harus menggaris bawahi hal ini karena kadang ada yang menyerang gua dengan, Halah sok alim loh! Nggak semuanya harus dikait-kait kan dengan agama kan! Lo sendiri masih penuh dosa! 

Iya, gua masih berlumuran dosa kok guys. Mana ada manusia yang luput dari dosa? Apa kamu nabi?
Bercanda kamu ya? Cah edan.

End.

Creepy Story 2

Kemarin gua baru saja mengalami hal yang sedikit creepy. Mungkin karena gua sedang di rumah sendirian bersama Kynos yang sedikit-sedikit mengeong karena sedang dalam masa birahi, jadi gua tidak tenang secara psikologis. Kemana housemate ku? Dia sedang cimimiw ke Semarang sambil njagong ke nikahan senior.

Jadi, pemilik rumah sewaan kami itu adalah sepasang suami istri. Istri nya galak dan sangat perhitungan, bahkan mungkin bisa dikategorikan sebagai dzolim. Dan bapak (suaminya) sekilas sih terlihat baik dan mengayomi tapi ternyata di balik itu dia memiliki hobi yang menakutkan. Awalnya gua diberi tahu oleh ex-penghuni rumah depan kami. Panggil saja dia Kak Meri. Kami tiba-tiba dekat karena sama-sama menyukai kucing dan Kynos juga pernah nginap di rumah nya sekali.

Suatu sore kak Meri bilang, "Dek, gimana udah dapat kontrakan baru?" 

"Belum kak."

"Atau kalian masih mau lanjut di sini?"

"Iya kak, mungkin lanjut sebulan dulu baru nanti sambil cari-cari." Padahal besoknya gua langsung menyerbu grup facebook.

"Oh~ aku cuma mau bilang, tapi kamu jangan bilang ke siapa-siapa ya kalau tau nya dari aku."

"Kenapa tuh kak?"

"Kalian kayaknya bakal ditawari Ibu buat pindah ke rumah yang ini." Sambil menunjuk rumah paling besar di tempat itu. "Tapi jangan mau karena aku udah berkali-kali mergokin Bapak ngintipin orang mandi."

Gua kaget. "Hah yang bener kak?!"

"Iya beneran! Aku lihat sendiri, kalau Bapak pagi-pagi dan sore-sore datang buat nyalain air, dia pasti nginjen (ngintip sebentar) ke dalam sana. Mbuh dekne ngintip apaan. Jangan mau lah kalau kalian ditawari."

Sejak saat itu gua dan Tata jadi was-was kalau ada Bapak. Lagi pula, sebelum gua tahu kalau dia adalah pemilik rumah, gua sudah curiga dari garis wajahnya agak sedikit berbeda. Lalu tibalah saatnya ketika Tata -yang kamarnya dekat dengan jendela luar, melihat Bapak sedang mengintip. Tapi karena panik, tidak sempat mencari bukti. Kami hanya bisa bergumam.. jancuk

Tadi malam sepulang dari belanja di swalayan membeli sayur, mencari buah, dan membeli makan untuk Kynos gua datang dengan mengendap-endap. Karena gua yakin kalau Kynos ada di belakang pintu sedang menantikan kesempatan untuk pintu dibuka dan dia akan pergi ke luar. Setelah memarkir motor, gua mengangkat jemuran terlebih dahulu. Tapi gua mengintip-intip ke arah jendela karena ya was-was itu tadi.

Iseng-ly, gua menengok ke atas rumah paling besar yang di atas nya ada tandon air. Di sebelah tandon gua melihat bayangan hitam. Astaghfirullah apaan tuh, karena perasaan gua nggak enak. Rasanya 'sesuatu' itu sedang berdiri dan melihat ke arah gua. Gua lihatin balik lah! Gua mendongak agak lama, mungkin sekitar 10 detik, bayangan itu sedikit bergerak tapi gua kurang yakin karena tersamar dengan gelapnya langit.

Tiba-tiba senter menyorot dari atas. Anjir si Bapak. "Baru pulang dek?" Katanya basa-basi.

"Iya pak, hehe." ketawa seadanya. 

Kemudian Bapak cepat-cepat turun dan bicara sendiri, "Tadi nunggu nyalain air. Temen nya tidur?"

"Iya." gua jawab. Karena was-was juga kan kalau dijawab sedang sendiri, ya memang gua nggak sendiri kok kan ada Kynos. 

Kemudian Bapak naik lagi dan gua masuk rumah. Tapi gua terus memerhatikan gerak-geriknya dari balik jendela dengan hape di tangan, siapa tahu malam ini orang ini berniat melakukan hal bejat lagi. Tapi untungnya ada suara motor dan orang baru datang, turun lah Bapak cepat-cepat tanpa sempat mengintip. Mungkin.

Hal yang membuat gua agak ngeri adalah.. ketika gua melihat ke atas dan mengamati sekitar 10 detik itu, berarti gua pandang-pandangan sama dia. Mungkin dia pikir gua nggak bakal sadar kalau ada orang. Jadi dia berusaha diam dan menunggu sampai gua mengalihkan pandangan. Sayang, gua senekat itu dan sepenasaran itu.

So, sudah berapa lama dia berdiri dan mengamati gua dari atas sana? Merinding gak sih kalau lo diamati oleh orang yang diketahui memiliki hobi aneh dan nyeleneh? Dan kebetulan waktu itu.. rumah besar yang selalu diintip sama Bapak memang penghuninya sedang mandi. Terdengar suara gebyar-gebyur. Wah gila sih, pas banget timing nya..

-tamat.



Rabu, 14 Agustus 2019

Bukan salah siapa-siapa!

Hai, di kesempatan penulisan kali ini gua ingin bercerita tentang hal kurang mengenakkan yang terjadi pada gua. Kenapa sih akhir-akhir ini sering banget kena nasib yang kurang beruntung? Kata orang oh mungkin tidak kuat berdoa nya atau lalai dengan perintah-perintah Allah. Ah elah lur.

Sebagai manusia, warga negara, dan masyarakat yang memiliki mata-hidung-mulut dan jemari untuk berjulid tentu kita semua akan menggunakan semua anugerah itu sebagaimana mestinya, bukan? To the point saja, kemarin gua sedang ada masalah salah paham dengan rekan kerja. Masalahnya sepele kalau yang bersangkutan memiliki hati sebesar dan seluas stadion gelora bung karno. Sayangnya, tidak. 
Hari senin kemarin orang ini kita sebut saja dia adalah Mina tiba-tiba datang ke kantor dengan wajah yang merah-merah dan putih kelewat putih. Untuk beberapa saat gua hanya melihat dan mengabaikan, karena pada dasarnya memang tidak ada urusan apalagi keperluan menghujad. Toh kami beda lantai dan bukan best friend, jadi whatever you do lah girl.

Tapi entah kenapa hari itu gua dan beberapa orang sedang berkumpul di sekre sambil membicarakan banyak hal. Lalu tiba-tiba entah siapa yang memulai, kami jadi ngomongin tentang Mina dan permainan makeup nya. "Eh si Mina emang lagi ada yang beda ya?" Kemudian ditanggapi yang lainnya;

"Iya tadi aku lihat dia terus kubilang pipi mu merah banget min!"

"Ho oh, makanya kok rada beda tuh apa, ternyata makeup nya toh yang beda."

"Mungkin dia sedang belajar."

"Itu nggak ada yang ngasih tau kalau makeup nya terlalu menor?"

"Nggak ah, nggak enak aku."

"Ya udah kalau gitu, aku aja entar yang ngomong."

Begitulah. Atas dasar rasa peduli dan sok mengerti gua sebagai orang yang sedikitnya mengerti makeup pun ingin mencoba mengatakan pada Mina kalau riasan yang dia gunakan ke kantor hari itu begitu terlihat meblok-meblok. Daripada nanti orang lain yang bilang dan kesan nya jadi lebih rude, kan lebih baik sesama wanita yang mengerti tentang hal itu, kan?

Tapi ternyata terjadi kesalahpahaman diantara gua dan Mina. Tiba-tiba Tata ngechat gua bilang, "Bro, lu pake ilmu apa kok tiba-tiba si Mina cerita ke gua habis dibilangin menor sama kak Sally? Perasaan semalem kita berdua doang yang ngomongin ini. Horor lu sumpah!"

Memang semalam gua ngobrol dengan Tata untuk ngomongin ini ke Mina langsung. Dan DHUAR! Kenapa endingnya bisa begini? Tata pun bingung. Dia mengira gua punya kekuatan magic. Memang lu pikir gua mbah dukun?

Singkat cerita ternyata ada orang ketiga yang menyampaikan obrolan kami siang itu ke Mina, tetapi ditangkap dan (atau) mungkin diterima oleh Mina secara mentah-mentah. Alhasil Mina merasa gua ngatain dia di belakang. Jahat banget gitu lah image yang diceritakan oleh Mina tentang gua. Ngeri juga nih kalau punya senior yang sifatnya seperti gua. 

"Kalau gua dibikin status sama Mina, besok nya gua samperin." dan benar saja! Pulang dari nonton gua lihat di instagram Mina mengupdate foto dan isinya adalah curahan hati yang kalau dibaca lebih dalam lagi sih menjurus ke gua. Ya sudah, karena memang sudah terlanjur paginya gua menemui Mina dan meluruskan selurus-lurusnya apa yang sebenarnya terjadi.

Pertama karena gua tidak ingin ada salah paham diantara kami. Kedua karena gua peduli dengan nama baik gua sendiri. Karena yeah jadi tukang julid dan ngomongin di belakang tuh bukan gua banget sebenarnya! Kalau memang 'sayang' dan peduli sama orang, apalagi ngomongin tentang penampilan.. I'll do it secretly dan nggak di depan umum gitu loh! Gua ngerti perasaan orang lain. Dan kemarin di sekre kami ngobrolin tentang dia pure kami bertukar opini. Jika Mina ada di tempat itu, langsung lah nggak perlu nunggu nanti-nanti lagi.

Kesalahpahaman datang dari orang ketiga yang kesannya mengadu domba antara gua dan Mina. Meskipun setelah ditelusuri, tidak ada yang salah. Ini murni karena Mina terlalu over thingking dengan apa yang dikatakan this third person. Padahal sepengakuan orang ketiga dia tidak hanya mengatakan nama gua, tetapi juga namanya sendiri dan yang lainnya. Oh mungkin Mina sudah berpikiran buruk tentang gua, kan gua ni wajahnya cocok dijadikan tokoh antagonis level 15.

Ketika gua meluruskan di hadapan Mina, gua berusaha menahan suara agar tidak ngegas dan menata bahasa yang mau gua sampaikan. Karena kalau di loss mungkin semua kalimat akan keluar dan timeline nya jadi berantakan. Gua tidak minta maaf karena gua merasa tidak salah hanya perlu meluruskan, agar di kemudian hari tidak muncul penyakit-penyakit lainnya yang bisa mengganggu hubungan pekerjaan.

"Ya walaupun kita nggak sering keep in touch, tapi suatu saat nanti kita pasti saling butuh. Aku butuh kamu, kamu butuh aku. Jadi siapa tahu kita besok sering keep in touch." Itu kalimat penutup yang gua bilang ke Mina yang katanya tidak pernah berurusan dengan gua.

Gua anggap masalah ini clear, dan urusan Mina dengan orang ketiga itu sudah bukan ranah gua lagi. Silahkan diselesaikan sendiri, gua cukup tahu saja. Lega akhirnya semalaman menahan emosi sampai wajah gua memanas karena amarah. Ngunyah es batu saja tidak bisa meredakan panasnya. Di posisi ini gua berusaha untuk bersikap legowo karena secara teknis gua jauh lebih tua dari Mina, dan istilah yang waras ngalah itu tetap menjadi tuntunan dalam setiap perselisihan.

Sebenarnya dalam bermasyarakat dan bersosialisasi di era yang sungguh canggih ini semua orang bebas berkomentar. Ketika kamu melakukan suatu hal pasti ada risiko untuk dikomentari oleh netizen. Siapa netizen? Gua netizen. Elu juga netizen! Bahkan yang diomongin pun juga netizen! Kita semua netizen, gewla! Jadi kalau lu melakukan hal nyeleneh atau heboh atau beda dari rutinitas yang biasanya dan berharap tidak dikomentari? Jangan jadi makhluk hidup.

Gua pun tidak luput dari omongan orang. Entah di luar sana mereka bicara tentang apa. Mungkin tentang masa lalu gua, tentang keluarga gua, tentang penampilan gua.. semua itu bahan. Tergantung bagaimana lu mau menanggapi nya. Sebagai masukan kah atau sebagai hinaan? Toh kalau netizen menghina, menilai, dan megkritik kalau kita nggak suka/setuju ya tinggal nggak usah didengar, kan? Susah amat.

Di sini gua menyimpulkan banyak hal. Tidak semua orang dikaruniai dengan kemampuan menahan emosi yang baik. Emosi yang meledak-ledak ini bisa membuat diri sendiri atau orang lain terluka. Kedua, berbicara dengan orang yang memiliki sensitiftas hati yang tinggi harus dibarengi dengan kesabaran yang luar biasa. Ketiga, gua bersyukur karena sudah melewati masa-masa alay yang menulis kegelisahan hati apalagi dengan maksud untuk menarik perhatian di sosial media. Keempat, berkomunikasi secara langsung adalah cara paling tepat untuk menyampaikan pendapat, kegelisahan, dan emosi. Karena ketika bertemu langsung, kita bisa menilai emosi lawan bicara. Jangan lah mbok pisan-pisano adu pendapat lewat chat. Masalah akan berlipat ganda.

Mungkin itu yang mau gua share. Terima kasih!

CIAO!

Minggu, 21 Juli 2019

Rumput tetangga selalu lebih hijau

Sering sekali gua mendengar keluh dan kesah dari teman-teman satu kantor entah itu iri atau memang hanya kegundahan hati nya saja.

"Enak ya lu, jam segini masih bisa leyeh-leyeh di musola."

"Aduh aku pingin banget kayak kamu deh, bisa pergi-pergi pas jam kerja gini."

"Parah deh orang di depan sana, udah dijelasin panjang lebar masih aja ngotot. Kesel banget nggak sih!"

"Sorry ya nggak bisa makan bareng, ada berkas jatuh tempo nih!"

Di mana gua saat itu sebagai manusia biasa juga tidak bisa merespon apa-apa. Malahan kadang gua memberikan reaksi yang membuat mereka semakin iri. Tapi kadang, ada juga nih orang yang mulutnya sangat tidak menyenangkan. Setelah dia bercerita panjang lebar, kemudian di akhir ceritanya dia akan menambahkan, "Enak kalo jadi kamu nggak ngerjain apa-apa."

Biasanya di sini gua akan sedikit agak geram. Hmm. Bukan karena gua orangnya emosian, tapi memang kata-kata tersebut bukanlah pilihan kata yang tepat. Gua memiliki hari yang lebih longgar dari mereka semua karena memang gua berada di divisi yang memang kerja nya hanya di awal bulan, di awal tahun, di semesteran, dan di akhir bulan. 

Jadi, gua akan sibuk di saat-saat itu saja selebihnya mah nyebat dulu kita. Gua akan ditemui di kubikel sedang menonton MV, mendengarkan musik, menulis hal-hal seperti ini, atau say hi dengan teman-teman di seksi lain yang mungkin juga sedang gabut kemudian ngomongin orang. 

Ya jangan menyalahkan gua gitu loh kesannya seperti gua tidak punya kerjaan sama sekali. Dan sekali-kali jangan menyepelekan pekerjaan orang lain, karena kamu tidak akan pernah tahu seberapa besar beban yang dipikul orang lain. Iya mungkin kamu lelah, capek dan merasa sangat suntuk tapi please be nice lah.

Apakah jika gua kerja harus laporan ke Anda dulu? 

Nggak juga kan?

Itu lah!

Ibarat kata seperti kamu seorang dokter yang sambat ke tukang sapu di rumah sakit. "Enak ya kamu cuma mondar mandir kesana-kemari daripada saya yang harus menyayat tubuh manusia setiap hati."

Pasti tukang sapu itu hanya akan bengong dan ngumpat, jancuk.

Senin, 15 Juli 2019

Ngomongin Film : Dua Garis Biru, tonton dulu baru judge!



Gua bingung harus memulai dari mana. Berbeda dengan film yang biasa gua tonton akhir pekan, biasanya gua menonton film barat, atau film bergenre aksi. Jarang memilih film dengan ide cerita atau plot yang drama. Begitu juga dengan Dua Garis Biru, under estimate dengan film yang katanya adalah remake dari Jeni and Jeno (2005). Padahal isinya well, sangat berbeda meskipun premis nya sama.

Oke, gua langsung jump into the synopsis ya! 

Film ini mengisahkan tentang dua anak SMA, remaja, labil, dan saling mencintai. Tetapi namanya juga usia 17 tahun, mereka cinta-cintaan ya pasti geli dan penuh dengan candaan dan hubungan yang cheesy. Panggil dia Dara dan Bima. Dara adalah gadis lucu menggemaskan yang sangat identik dengan image dedek gemes. Dia sangat pintar, cantik berkulit putih, dan berasal dari keluarga kaya. Sedangkan Bima seratus delapan puluh derajat berbeda dengan dia. Bima itu bodoh, hitam, dan berasal dari keluarga yang sederhana. Ibunya berjualan gado-gado di depan rumah.

Mereka pacaran dan bisa dibilang gaya berpacaran mereka sudah sangat kelewat batas. Meskipun lucu dan menggemaskan. Tapi tetap saja itu kelewatan! Bahkan untuk membawa teman lelaki ke rumah saja adalah hal tabu yang mungkin tidak akan gua lakukan. Tetapi dengan santainya Dara mengajak Bima untuk main ke kamarnya, cubit-cubitan di kasur, gelendotan ke sana ke mari. Wow. Mengingatkan ku pada salah satu teman. Intinya pada hari itu terjadi lah hal yang berakibat fatal pada masa depan dua orang itu. 

Selesai.

Gua nggak akan mendetailkan semua ceritanya, karena menurut gua akan sangat bagus ketika lo datang ke bioskop dan menonton nya sendiri. Biar maju lah perfilman indonesia! Jangan beli dan nonton yang bajakan saja! Dasar mental penjajah! /marah-marah sendiri/

Menurut gua konflik paling menyakitkan adalah ketika kedua orang tua Dara dan Bima mengetahui tentang kehamilan Dara. Gua melihat begitu besar ekspresi kekecewaan dari wajah Ibunya Bima. Sedangkan mama nya Dara terlihat marah dan begitu menyalahkan Bima dan juga Dara. Iya, semua orang akan menyalahkan dirimu. Bahkan kalau gua ada di scene film itu, gua juga akan marah kok! Kalau perlu gua tampar sekalian si Bima. Brengsek!

Ketika Bima mengetahui bahwa Dara hamil karena perbuatannya, Bima terlihat stress dan bersikap menghindar. Di situ gua membatin, "Dasar! Semua lelaki memang brengsek!". Tapi ternyata, Bima memutuskan untuk menemani Dara dan berusaha untuk bertanggung jawab. Meskipun kita tahu, anak usia 17 tahun bisa apa sih? Apalagi baru mau lulus SMA gitu? Punya modal apa? Memangnya kamu PNS? Mau menghidupi anak orang pakai apa? Lembaran buku tulis? Bego memang.

Mungkin karena gua sudah tidak berada pada usia ABG sehingga gua memposisikan diri bukan sebagai Dara atau Bima, tapi sebagai kedua orang tua mereka. Mama Dara yang ngomel dan memaki dengan logika. "Kamu sudah menghancurkan masa depan anak saya! Kamu pikir jadi orang tua itu gampang hah! Jadi orang tua itu akan berlaku seumur hidup!" Itu yang gua ingat.

Ya gimana ya, Dara ini memiliki masa depan yang cerah kalau gua bisa bilang. Dia pintar dan berasal dari keluarga kaya yang bisa saja membiayai kuliah nya di luar negeri. Kebetulan Dara juga berkeinginan untuk melanjutkan kuliah di Seoul, Korea Selatan mau ketemu BTS (bangtan boys). Bayangkan bagaimana harapan kedua orang tua Dara yang hancur berkeping-keping? Juga masa depan Dara yang gemilang harus berakhir dengan mengasuh bayi?

Sedangkan di sisi keluarga Bima, gua melihat tangisan ibu yang begitu pilu. "Apa yang kita punya pak?! Kita sudah nggak punya apa-apa?! Kita cuma punya iman dan harga diri!" Begitu kata-kata ibu Bima yang sangat melekat dalam memori gua. Terlihat jelas bagaimana rasa kecewa karena merasa gagal mendidik anak laki-laki satu-satunya. Kesedihan yang beeeegituuuu dalam.

Meskipun awalnya kedua pihak saling bertolak belakang, tapi pada akhirnya mereka luluh. Karena ya namanya ibu, mereka tidak akan sungguh-sungguh membenci dan menghakimi anaknya. Meskipun orang lain berkata kita salah, tetapi ibu akan menjadi orang pertama yang mengelak. "Tidak, anakku tidak begitu. Aku sangat mengenal dia." Iya ibu engkau mengenal kami saat kami ada di rumah, tetapi kami berbeda ketika berada di alam liar.

Di pertengahan film, gua menangis. Menangis karena gua merasa begitu relate dengan kesedihan ibu Bima dan mama Dara. Sementara kedua bapak-bapak nya hanya sedikit mengambil peran dalam emosi ini. Emosi bapak hanya terlihat ketika memberi nasihat dan memberi wejangan. Namun lagi, tetap ibu yang begitu emosyenel. 

Ada scene di mana Dara sudah hamil besar, air susu merembes dari baju dan dia kebingungan. Mama nya dengan sabar memberi tahu bahwa itu adalah hal yang wajar. Memberikan bantal yang empuk untuk sandaran punggung. Menyanyikan lagu agar bayi dalam perutnya bergerak dan menendang. Kemudian mama nya memeluk Dara dari belakang, sambil mengelus anaknya. Sementara mamanya menyembunyikan air mata kesedihan. Kasih sayang yang tidak terdefinisi dengan kata-kata.

Di situ, gua nggak kuat. Jebol juga air mata ini nangis sesenggukan. Gua pernah jadi anak nakal dan melakukan kesalahan besar. Dan berkali-kali ummi datang dan berusaha menguatkan gua. Ummi marah besar, tapi pada akhirnya beliau tetap memberikan yang terbaik untuk gua, mendampingi gua sampai gua bisa bangkit lagi. Ummi I love you.

Dari ibu Bima, gua bisa melihat bagaimana susahnya mendidik anak laki-laki. Iya, karena anak laki-laki memang agak susah untuk diatur (kebanyakan). Mereka otomatis memiliki jiwa rebel dalam dirinya. Kenapa gua ngerti? Karena gua punya adik laki-laki dan memang harus ekstra sabar untuk menghadapinya

Ada adegan di mana Bima dan ibunya ngomong empat mata semacam deep talk. Karena mungkin ibu nya sudah sangat kecewa dan tidak tahu lagi harus bagaimana, akhirnya ia lebih memilih untuk diam. Nah, biasanya orang kalau sudah diam, dia sudah terlalu emosi untuk bicara. Dan obrolan itu mengingatkan gua lagi-lagi dengan ummi. Kenapa sih, kesannya gua banyak dosa banget.

Pergolakan batin banget lah menonton film ini. Emosi gua diajak naik turun. Setelah kesal kemudian dibuatnya jadi simpati. Oh iya, ada satu adegan lagi yang membuat gua sangat-sangat emosi dan kesal. Itu adalah ketika Bima mengajak Dara pergi ke tempat dukun beranak berniat untuk menggugurkan kandungan. Tetapi Dara ragu. Kemudian terjadi sebuah percakapan dan kalimat Bima yang menurut gua bangsat sekali.

"..paling orang tua kita marah dan malu. Tapi ya sudah, mereka pasti akan maafin kita, dan malu juga ada batasnya kan. Orang-orang juga bakalan bosen ngomongin kita setiap hari..".

YA ELU DOSA BUJANG! Sumpah sih. Gua jadi berfikir apakah semua lelaki seperti ini jalan pikirannya? Semoga saja tidak.

So, apa pesan moral dari film ini? 

Pertama, untuk adik-adikku yang masih kecil yang masih memiliki masa depan cerah dan indah. Pandai-pandai lah bergaul dan memilih teman ya! Apalagi memilih pacar. Pacaran itu ada batasnya. Karena 'dia' laki-laki atau pun perempuan, jika belum sah di pelaminan berarti dia juga bukan muhrim mu dek. Bukannya gua sok alim, tapi setidaknya ketika kalian berpacaran dan hendak melakukan hal yang enak-enak ingatlah kedua orang tua mu yang kira-kira sedih nggak ya? Atau ya paling aman, ingatlah Tuhan mu. 

Kedua, sayangi lah kedua orang tua kita. Sebab mereka lah orang-orang yang akan menerima kita apa adanya. Sebusuk-busuk nya sikap, mereka lah yang akan merawat dan memandikan kita. Ketika air mata ibu sudah jatuh ke bumi ini, maka harusnya sedih lah hati dan sakit lah jiwa. Senyum orang tua adalah hal terindah yang ingin gua lihat terus menerus. 

Sudah. Mungkin itu saja sih.

OIYA SATU LAGI GHESSSSSSS!!!!

Film ini sangat gua rekomendasikan ya! Kalau ada orang yang berkomentar, "Ah film pro hubungan sex sejak dini." atau lain sebagainya, please jangan dengerin. Lu dateng ke bioskop, tonton sendiri! Karena daripada dilihat dari sisi bunting sebelum nikah, film ini adalah film keluarga yang sangat mengharukan. Cuma ya itu tadi, jadilah penonton yang bijak. Resapi setiap kalimat dan adegan dengan sisi yang positif dan kamu akan menjadi orang yang cerdas. 

BYE!



Jumat, 12 Juli 2019

I Hate My Birthday

Ada banyak cara di dunia ini untuk bersyukur. Salah satunya dengan mengucap alhamdulillah setiap bangun pagi. Karena masih diberikan kesempatan untuk membuka mata dan menikmati udara, menghirup oksigen, dan melihat Kynos yang lucu. Pagi ini aku terbangun dengan biasa saja, sambil goler-goler ke sana ke mari dan memperhatikan lampu tumblr baru yang berkelap-kelip indah bagai bintang.

Hari ini hari ulang tahunku. Secara kalender sih begitu. Aku memasuki usia 22 tahun. Di mana aku merasa sangat biasa saja. Justru kalau boleh memilih, aku ingin skip tanggal 10 Juli agar aku tidak harus mengalami yang namanya ulang tahun. Di sini aku jadi mikir, kayaknya enak nih kalau lahir di tanggal 29 Februari! AHAHAHAHA.

Teman serumahku, Tata bangun dan memberiku ucapan. Dia adalah orang ketiga, setelah ayah dan ummi. Dilanjutkan dengan adik-adikku. Alhamdulillah aku masih bisa sehat sampai hari ini. Yeah. Tapi sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan hari ulang tahun. Karena aku tidak mengerti apa yang spesial? Mungkin 22 tahun yang lalu itu masih spesial, karena ummiku baru saja membrojolkan anak perempuan pertamanya. Tapi selanjutnya ya sudah, aku hanya bertambah tua dan bertambah lemu.

Pressure nya tuh ada di batin sebenarnya. Sudah memasuki bulan Juli aku merasa tidak tenang. H-1 aku semakin gelisah. 

"Eh gimana dong, besok aku ulang tahun. Aku males banget nih!".

Hari H nya, aku ingin mengubur diriku dalam lubang yang dalam, dan tidak ingin keluar sampai hari berikutnya.

Kenapa sih? Lebay banget? Nggak mau ya disuruh traktir? Pelit amat lu!

Tapi bukan itu masalahnya. Ya mungkin bisa jadi itu juga masalahnya. Tapi, seperti yang kalian tahu aku ini orang nya super awkward banget. Gila! Sangat awkward! Lha wong pas halal bi halal di kampung ku saja, aku memilih untuk cus langsung ke rumah dan menunggu sampai kerumunan orang-orang itu menghilang kok. Bukan nya aku phobia dengan orang, atau aku yang terlalu anti dengan manusia. Nggak begitu juga sih.
Aku lebih bingung bagaimana cara bersikap jika bertemu dengan orang dan bagaimana caranya bereaksi untuk menanggapi orang-orang tersebut. Ditambah kan aku bukan orang yang bisa sok manis-manis di depan orang lain seperti wanita manjah pada umumnya. Aku cenderung lebih kaku dan tidak ada seni dalam berbicara pada manusia. Ya nggak seaneh itu juga sih. Pokoknya begitu lah.

Sampai aku memikirkan banget mau ngapain di hari ulang tahun selain menghindar dari orang-orang yang mungkin akan aku temui di kantor. Karena biasanya kalau di kantor, di grup bakalan di koar-koarkan gitu lah. Ini ulang tahun ku kedua di pulau Tanjung Pinang. Cukup sedih ya karena melewati hari di mana aku dilahirkan tanpa orang yang melahirkan aku. Tanpa ada orang yang membesarkan aku.

Lah kok jadi melow!!

Tetapi pada intinya di ulang tahunku yang ke sekian kali ini, aku bisa lebih menghargai hidup, lebih istiqomah, lebih solehah. Aku terus bersyukur karena Tuhan memberikanku kesempatan untuk masih ada di dunia ini.

Bye!

Selasa, 09 Juli 2019

Ngomongin Film : Krasue - Inhuman Kiss 2019


Urband legend yang sangat terkenal di indonesia salah terutama yang tinggal di pedalaman adalah kuyang. Ini adalah jenis hantu atau sosok mistis yang berasal dari Kalimantan, katanya. Dulu waktu gue masih kuliah di Balikpapan, which is Kalimantan Timur, gua sering denger tuh temen-temen dan ibu kos ngomongin tentang kuyang. Padahal sih sudah agak jarang juga kuyang kalau di daerah perkotaan yang besar seperti Balikpapan itu. Nah, film yang mau gue review kali ini adalah film berasal dari Thailand. Judulnya Krasue - Inhuman Kiss.

Krasue itu apa sih? Kok bentuknya sama seperti kuyang?

Ya memang krasue itu kuyang! Cuma bedanya karena itu di Thailand, mereka menyebut makhluk itu sebagai krasue. Dulu banget waktu jaman SD, gua pernah nonton film legenda urban nya Thailand juga yang menceritakan tentang kuyang. Tapi wujud krasue nya masih bentuk yang lama. Kepala melayang dan di bawahnya jantung, usus, paru-paru bergelantungan. Kalau film krasue yang gue tonton ini sepertinya sudah mengalami modernisasi bentuk. Karena yang gua lihat sih, krasue nya menyala merah dan hanya ada jantung saja, ditambah tentakel sebagai ganti tangan.

Sebagai pendahuluan gua kasih tahu dulu secara singkat ya apa itu kuyang/krasue. Krasue adalah makhluk halus yang berwujud kepala melayang dengan beberapa organ yang juga ikut terbang, ketika malam hari krasue akan lepas dari tubuh inangnya yang biasanya berwujud wanita cantik. Pada siang/pagi hari krasue akan membaur dan hidup bersama dengan orang lain. Tetapi pada malam hari, untuk memberi makan krasue, maka ia harus keluar dan berburu makanan berupa darah dan organ dalam jantung binatang. Itu yang gua dapat dari penjabaran film ini ya. Kalau kalian dapat informasi yang berbeda, silahkan komentar.

Latar film ini adalah zaman perang yang mana berarti kecanggihan yang sekarang kita rasakan ini belum ada. Menceritakan tentang desa yang tenang, desa dipenuhi dengan kegembiraan dan keharmonisan tiba-tiba didatangi segerombol pemburu yang mengatakan bahwa di desa tersebut ada krasue. Krasue itu memakan dan membunuh hewan ternak, dianggap berbahaya bagi keselamatan warga desa.

Jerd, Sai, dan Noi adalah sahabat yang sedari kecil sudah kemana-mana bersama. Tapi yang namanya pertemanan lawan jenis pastinya ada benih-benih cinta. Jerd dan Noi sama-sama menyukai Sai. Kebetulan Sai adalah anak dari kepala desa. Jadi ibaratnya Sai ini adalah kembang desa gitu lah. Sai dan Noi sama-sama memiliki ketertarikan pada dunia kesehatan. Noi dan Sai sering mengobati warga desa yang datang ke klinik dan membutuhkan pertolongan, maka mereka akan dengan senang hati menolong. Sedangkan Jerd ini sepertinya ketertarikan nya ada pada bertarung gitu lah. 

Suatu malam, kerbau milik warga desa ada yang mati dengan usus terburai. Para pemburu yang bermalam di sekitar desa pun langsung menyimpulkan bahwa itu adalah ulah dari krasue. Pimpinan pemburu bernama Tad menunjukkan tengkorak krasue-krasue yang telah dibunuh. Warga desa merasa ngeri dan memperbolehkan perburuan dilakukan setiap malam. Jerd dengan sukarela ikut menjadi salah satu anggota pemburu.

Sedikit flashback, Sai terbangun dari tidur nya dan mendapati kasurnya berlumuran darah. Sai berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi malam itu, dan ia tahu bahwa ternyata dirinya adalah krasue. Panik tapi tidak tahu harus berbuat apa. Sai mendapati kerbau tetangganya mati dan melihat Jerd ikut menjadi tim pemburu membuat Sai merasa agak kesal dengan keputusan Jerd, karena secara tidak langsung berarti Jerd akan memburunya.

Malam berikutnya Noi sedang pergi mencari tanaman herbal. Saat sedang sibuk mencari, tiba-tiba ada cahaya merah dan Noi mengikutinya. Dia mengikuti krasue itu masuk ke dalam kamar Sai. Dan alangkah kagetnya ketika krasue itu menyatu dengan Sai. Akhirnya Noi pergi melarikan diri sementara Sai yang terciduk Noi pun merasa sedih. 

Namun pada akhirnya, Noi kembali ke desa dan memutuskan untuk membantu Sai mengobati kutukan itu. Berbagai cara dilakukan untuk menemukan obat dan penangkal. Setiap malam, Sai mengunci kamarnya, mengunci jendelanya dan hanya membiarkan lubang kecil di lantai bawah kasur untuk jalan masuk ayam atau daging yang sengaja dibawakan Noi. Karena bagaimana pun krasue itu harus diberi makan kalau tidak ingin memaksa keluar.

Seperti itu lah plot nya ya, gua tidak akan membeberkan semuanya karena nanti kalian malah nggak nonton film nya lagi! 

Film ini sangat gua rekomendasikan untuk kalian yang sedang mencari hiburan ringan dengan kisah legenda urban. Kalau gua sih sangat menyukai legenda urban seperti ini. Eh tapi gua mau memberikan penjelasan lain. Di film ini, diceritakan bukan hanya ada satu makhluk halus, melainkan dua. Dan it supposed to be mate. Krasue untuk hantu wanitanya, dan Krahang untuk hantu pria nya. Nah diantara Jerd dan Noi ada yang akan menjadi krahang.

Krahang dan krasue ini adalah penyihir yang ibarat katanya sihir mereka gagal dan mbalik ke diri mereka sendiri. Krasue teryata menyukai manusia dan hamil. Karena dendam, krahang ini memburu manusia itu dan membunuh krasue dengan cara menghancurkan jantungnya. Karena seorang manusia yang sudah berciuman dengan krasue, jantungnya itu ibarat kata menjadi satu. Si pria akan merasa kesakitan setiap kali krasue akan berubah wujud. Itu lah sebabnya hingga saat ini, krahang akan otomatis bernapsu untuk membunuh krasue karena dendam nenek moyang nya. 

gila sih. ngeri sih.

Dalam film ini kita akan tahu bahwa cinta itu tragis. Bukan hanya kisah Romeo dan Juliet saja, tetapi di luar sana masih banyak kisah yang mungkin tidak tertuliskan dan itu lebih tragis. Kesan horor dan thiller dari film ini muncul ketika adegan cabik mencabik daging yang dilakukan oleh krahang dalam perburuan kuyang nya. Kengerian itu ditambah dengan imajinasi gua yang membayangkan di era itu, di era yang apa-apa harus dicari.. dan suasana desa yang sangat sepi, kita harus berjejeran langsung dengan kekacauan krasue dan krahang. 

Adegan paling ngena menurut gua adalah ketika orang tua Sai yang tidak tahu kalau dia adalah krasue akhirnya membela dan mencoba mencegah semua penduduk desa untuk menghancurkan tubuhnya yang terpisah dari kepala. Ibunya yang tidak bersenjata akhirnya mengambil sebalok kayu dan mengayunkan nya ke arah warga. Padahal tubuh Sai waktu itu jelas-jelas sudah tersayat dan tertusuk benda tajam. Bukan begitu cara membunuh krasue! itu sama saja dengan menjadikan orang itu cacat, bodoh! begitu jerit gua dalam hati. Sumpah ini gua nangis.



Minggu, 07 Juli 2019

Apa Kabar Kynos?

Memelihara kucing itu sebelas dua belas dengan memelihara anak bayi. Anggap saja ketika Kynos ada di kehidupanku, dia adalah anugerah plus tantangan dari Tuhan. Bisa nggak saya njagain dan ngerawat kucing? Kalau bisa, siapa tahu tahun depan udah bisa diberi kepercayaan dedek bayi kan/` hehehe (SUAMINYA SAPA YA MOHON MAAP).

Beberapa hari yang lalu, aku dan Tata ragu akan jenis kelamin nya. Dari pertama memungut Kynos dari dinginnya dunia luar aku percaya bahwa Kynos adalah kucing jantan. Karena dilihat dari garis wajahnya, dia memiliki garis wajah yang tegas dan jutek seperti kucing jantan di film-film. Tapi kemudian kami ragu. "Ini laki atau perempuan sih? Kok biji nya belum kelihatan juga?"

Aku bertanya kesana-kemari. Ingin memastikan apa jenis kelamin Kynos? Karena aku jujur saja lebih menyukai kucing jantan daripada betina. Alasannya adalah yang pertama, kucing jantan tidak bisa bunting jadi kemungkinan memiliki kucing lebih dari satu adalah mustahil kecuali nanti gedenya Kynos menjadi mafia dan memiliki pengikut. Kedua, kucing jantan lebih related aja kalau dimanja-manja. Aku suka membayangkan Kynos ini adalah manusia, jadi bisa menjadi imajinasi sedang cuddling sama cowok gitu. Biarpun ini halu, tolong jangan hujat saya!!

Cita-citaku adalah mengawinkan Kynos dengan semua kucing betina di komplek kontrakan, dan mendirikan dinasti kucing. Kalau kucing oren bisa ditakhlukkan kucing abu, Kynos pasti juga bisa menguasai pulau ini dengan keturunannya! HAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHA. (tertawa jahat sambil memegangi Kynos). But now, setelah tahu Kynos adalah betina.. aku mencoba untuk menerima. "Oke kalau dia betina, berarti aku akan menjadi kakakmu!".

Oiya, Kynos sekarang punya nama panjang. Namanya Kynos Purrnesia Parapiro. Please jangan ditanya artinya apa, karena dia hanya seekor kucing, aku hanya ingin dia hidup sehat dan tidak menyusahkan kakak-kakaknya. Kadang aku masih menghayal kalau Kynos adalah jantan~ tentu kakakmu ini akan lebih sedikit bahagia.

Sekarang Kynos sudah tidak berdiam diri di kandang. Kami sudah melepas dia. Meskipun bukan dilepas di luar rumah, hanya di dalam. Tapi menurutku dia sudah sangat pintar. Kalau boker dan pipis, dia selalu di pasir. Belum pernah kutemukan ceceran taik dan pipis nya di lantai. Kecuali waktu dia mencret. Alhamdulillah Kynos sudah sembuh. Sudah bisa diajak bermain, sudah bisa tidur dan duduk dengan nyaman. Kami mematahkan kata-kata koko di pet shop itu. May Allah selalu jaga kau lah Nos!

Perutnya sudah gendut. Makannya lahap. Sukanya tidur di keset di depan kamar salah satu dari kami atau di kotak bekas sepatu yang dilapisi dengan handuk bekas. Kami selalu menutup kamar mandi, dan membuang sampah tepat waktu. Takutnya, ketika kami tidak ada di rumah, Kynos mengorak-arik sampahnya. Woh, bisa naik pitam nanti aku! 

Kalian harus mencium kentut Kynos. Baaaaaaaaaaaaah! Bau sekali!! Masyaallah aku rasanya mau muntah! Itu kentut selalu dikeluarkan ketika dia ada dipangkuanku atau ketika lagi dielus-elus. Bukannya menyalahkan kentut. Iya kentut itu alamiah, tapi kenapa harus aku?! Tidak berbunyi, tetapi bau persis seperti kentut manusia yang tidak boker selama tiga hari. Shoot.

Untuk masalah kotoran, sudah kuserahkan seutuhnya pada Tata. Aku tidak sanggup untuk membuang dan mengangkat tahi dari kotak pasir. Pernah kemarin sore aku mencoba membuang, lalu~ aku mual duluan karena mencium aroma tahi. Bukannya aku tidak mau, tapi aku tidak kuat. Daripada aku disuruh membersihkan kotak pasir lebih baik aku ngepel lantai di rumah. Semoga peran kami ini adil. 

Masalah bau tahi juga belum bisa aku selesaikan. Memang sih baunya tidak keching sekali seperti kucing-kucing di luar sana, tapi tahi tetap tahi. Mambu tetap mambu. Kamu tidak bisa mengatakan tahi itu wangi, wah berarti kamu sudah gila. Pakan kucing juga masih mencari dan berfikir mana yang cocok, mana yang tidak membuat bau.

Ternyata pakan kucing itu begitu berpengaruh untuk kucing ya. Kemarin aku memberikan dia pakan kucing indoor gitu, dan sepertinya dia kurang suka. Lalu, dicampur dengan makanan basah adult cat tapi kok sepertinya itu membuat dia mencret? Jadi sekarang mencoba kembali ke makanan basah khusus kitten. Iya, semoga saja tahiknya normal.

itu dia update Kynos!

Selasa, 02 Juli 2019

Kamu tipe teman yang mana?

Pernah nggak sih kalian merasa tidak cocok berteman dengan seseorang? Pasti pernah dong! Biasanya hal ini akan disalurkan dengan sikap tidak peduli, acuh, dan selalu bertentangan dengan tersebut. Atau malah menghindar secara terang-terangan. 

Aku punya beberapa orang yang memang sepertinya tidak akan pernah cocok untuk tinggal atau pun berada di satu tempat yang sama dalam waktu yang lama. Misalnya ketika aku harus satu mobil dengan dia, maka otomatis mood-ku sudah tidak beraturan. Mood swing? Nggak juga. Mood saya hanya jadi buruk ketika dia ada di dekatku kok. 

Tipe orang-orang seperti apa yang tidak cocok denganku?

Kamis, 27 Juni 2019

Curahan hati seorang tuan

Hai, aku kembali lagi dengan sebuah cerita. Kalau kalian pernah membaca tulisanku tentang kucing di Balikpapan dulu sewaktu masih duduk di bangku kuliah, berarti sekarang saatnya aku kembali menulis hal tentang kucing.

Ini berawal dari rasa peduli ku dengan seekor kucing di kantor. Dia bertubuh kurus kering. Sepertinya dia ditinggal induknya tapi belum lepas masa sapih. Karena kulihat kucing ini begitu menurut, akhirnya aku dan Tata ngide untuk memelihara dia di rumah. Padahal kami tahu, sebagai seorang pegawai kantoran yang berangkat pagi dan pulang sore, hal itu sepertinya agak mustahil. Tetapi entah kenapa, sore itu kami begitu yakin untuk mengambil keputusan itu. Keputusan yang diputuskan kurang dari 30 menit. Bahkan aku sempat bertanya lagi, menanyakan akan keragu-raguan yang ada di dalam hatiku, should we take this kitten to our home? Seperti itu lah.

Tata dengan mantap bilang, "Aku sih yes." Si kampret. 

Jadilah sore itu kami pergi ke pet shop dan membeli pasir kucing, wadah makannya, dan juga serok pasir untuk tahi nya. Lalu kami juga pergi ke toko kandang untuk membeli kandang hewan. Hari itu juga. Dalam hati aku bertanya, "Apa kami terlalu gegabah?" Ku yakinkan dalam hati, "Pasti bisa!"

Sore itu kami kembali ke kantor untuk menculik kucing kurus itu walaupun sebelumnya kami harus berdebat dulu dengan Mr W yang ngotot tidak memperbolehkan kami untuk mengambil kucing di kantor itu. Berdalih dia yang selalu memberi makan. "Memangnya kalian selalu ada di rumah?". "Memang nya bapak selalu ngasih makan dia di kantor?" ku balik bertanya. Sedikit menantang.

Akhirnya kami bawa dia di dalam keranjang dengan bantuan Bang Joni. Sebab kawanku yang satu ini takut dicakar kucing. Berhari-hari kami merawat kucing itu, dan kami beri nama dia Kynos. Nama western budak melayu. Awalnya kami beri dia nama Toha, karena aku sering nyeletuk "Jangan gitu Toha!" atau "Pergi kamu Toha!". Tapi kata mamanya Tata itu nama jelek. Sungguh sakit hati ini mendengarnya.

Lalu masalah pun mulai muncul. Baru kami tahu kalau Kynos tahiknya encer, alias mencret. Kami bawa dia ke pet shop. Tapi waktu itu dokternya sedang sripahan. Alangkah desperadonya kami. Bagaimana bisa kami menunggu selama itu untuk mendengar suara ceprot-ceprot dan aroma khas kucing yang seperti manusia itu? 

Kami bawa Kynos ke pet shop yang masih buka malam itu. Dan untuk pertama kali dalam hidupku, aku masuk ke klinik hewan. Aroma amis dan apek khas binatang peliharaan tercium di seluruh sudut ruangan. Ada anjing, kucing, dan hewan-hewan lainnya. Tapi mostly adalah kucing dan anjing. Ada juga anjing yang pipis sembarangan di lantai. Dasar anjing kau njing! 

Kynos diberi obat. Lalu dokter juga meresepkan obat puyer yang harus kami sor kan ke mulut nya langsung. Menyebabkan aku dan Tata saling tunjuk menunjuk, "Eh kamu yang pegang kucing nya, aku yang masukin obat nya ya!". "Halah kamu aja! kamu kan udah pengalaman!" Begitu terus di sepanjang jalan. Berakhir dengan aku yang harus meng-sor kan obat puyer itu.

Belum selesai masalah dengan mencret yang menjadi momok. Kami juga harus berpusing-pusing ketika Kynos tiba-tiba jadi gampang cepirit. Waktu itu kami membawa Kynos untuk grooming. Ternyata dia masih sakit dan malah jadi masuk angin. Jalan nya jadi linglung seperti orang teler dan dia juga jadi cepirit. Batuk dikit cepirit. Bersin dikit cepirit. Tahik dimana-mana.

Aku frustasi.

Tata belum.

"Aku kok kayaknya menyerah ya? Kamu sudah menyerah belum?"

Dijawab dengan mantap. "Belum." Sial.

Sebenarnya ummiku agak tidak setuju kalau aku memelihara kucing. Aku juga sebenarnya baru pertama kali ini memelihara makhluk hidup. Sebelumnya aku hanya memelihara diriku sendiri. Aku menganggap ini adalah sebuah tantangan yang harus bisa aku hadapi karena aku sudah tanda tangan kontrak lah istilahnya. Aku nggak bisa begitu saja melepaskan tanggung jawab. Bagaimana bisa aku jadi kakap kalau ngurus kucing saja belum satu bulan sudah menyerah? Lemah!

"Ummi habis jenguk orang sakit, dia sakit karena habis digigit kucing."

Aku sedikit tidak percaya. Yang benar saja sakit karena digigit kucing? Mungkin yang menggigit kucing gila? 

"Yang nggigit kucing liar. Digigit jempol nya, eh bengkak setengah badan."

Semakin khawatir, aku sekarang menggunakan atribut lengkap ketika menyentuh Kynos. Sarung tangan plastik atau karet, masker, dan setelah itu jangan lupa mencuci tangan dengan sabun dan hands sanitizer tidak boleh lupa. Tempat sekitar kandang Kynos juga selalu aku usahakan bersih dan di pel. 

Sebab aku bukan takut dan jijik sama kucing, tapi aku takut terkena penyakit dan virus yang mungkin dibawa oleh kucing tersebut. Apalagi di sekitarku sudah ada contoh-contoh orang yang terinfeksi virus kucing itu seperti apa. Agaknya Tata mencium kekhawatiranku itu, lalu memberikan ide untuk melepaskan Kynos ketika dia sudah sembuh. 

"Nanti kita taruh dia di luar. Jangan dibuang, tapi taruh aja di luar."

Kalau yang ini aku agak setuju. Karena toh tempat tinggal kami akan menjadi bersih lagi. Aku tidak perlu mager keluar kamar dan memasak. Karena eneg dengan aroma tahik kucing.

Pertanyaannya adalah.. kapan Kynos akan sehat?

Dia sudah dikatain bakalan meninggal sama koko di pet shop. "Say, itu kalau nggak dikasih ke dokter besok-besok dia bisa aja mati. Apalagi kalau udah eek darah. Itu tandanya ususnya udah meledak."

Manusia mana yang nggak serem mendengar itu semua, oncom!

"Kita ikhtiar aja dulu ya Ta."

Bismillah..

Kamis, 23 Mei 2019

Ngomongin Film : Aladdin (2019)


OI~~ WELCOME BACK CUK! Habis nonton film nih tadi malem dan gemes pingin nulis karena gua suka banget sama film ini. Nyiahaha. CUZ~
 
Satu lagi film remake dari Disney yang keluar di tahun 2019 dan merupakan salah satu film yang ditunggu-tunggu, terutama oleh pecinta disney. Yeah, meskipun ada pergolakan dan penolakan cast yang sudah di casting oleh disney. Mereka berkomentar, "Hah siapa itu? gua nggak kenal Mena Massoud. Naomi Scott? Ganti lah!" 

Selasa, 23 April 2019

Bukan salah dengar, gue cuma terlalu membenci!

Kebencian gue pada seseorang ternyata bisa membuat hal yang sebenarnya tidak terjadi bisa terjadi begitu saja. Kemarin salah satu teman menceritakan sesuatu tentang seseorang, sebut saja dia Inul. Inul ini adalah anak baru yang mukanya ngeselin, sengak, dan terlihat sangat angkuh. Anak baru aja belagu, begitu pikir gue yang juga belagu menjadi senior. Sejak awal gue melihat Inul, sudah terbersit dalam hati ini rasa tidak suka dan tidak nyaman jika melihat dia.

Minggu, 24 Maret 2019

Lambemu kok turah men to cuk

Siapa di sini yang nggak suka dengan gosip? Kalau kalian adalah orang yang suka membaca, mendengarkan, dan menikmati gosip.. berarti kita sama. Tapi seorang penggosip, pengghibah, dan penyebar gosip itu dosa nya buesar sekali. Meskipun yang dibicarakan itu fakta, tapi pada dasarnya membicarakan orang lain itu tidak baik. Begitu.

Rabu, 20 Maret 2019

Mau lapor pajak aja kok repot!

 
Saya sering sekali mendengar keluhan-keluhan itu dari beberapa teman yang memang belum mengerti tentang pajak. Setiap akhir bulan Maret seluruh kantor pelayanan pajak pasti selalu penuh dengan berjubel orang-orang yang antri ingin melaporkan pajaknya. Bahkan beberapa kantor pajak sampai melakukan lembur untuk melayani masyarakat.

Tapi jangan ngaku kaum milenial kalau lapor pajak saja masih pakai kertas, urek-urek pakai bolpoint. Sekarang lapor pajak sudah bisa online ndes! Kalau kalian belum tahu ya berarti kalian ndeso! Mbok ya yang di upgrade itu bukan cuma skill stalking di sosial media, tapi juga skill melapor pajak juga harus di upgrade, supaya kamu nggak diketawain orang kok masih lapor pake kertas. Wedhus punya pakdhe Joko saja ngguyu.

Gimana caranya?

Pertama, kalian harus mengaktifkan EFIN dulu. EFIN itu singkatan dari Electronic Filing Identification Number, pokoknya itu semacam token yang dimiliki masing-masing orang untuk sebagai identification nya lah. Efin ini jangan sampai hilang, jangan sampai lupa, jangan sampai dipakai orang lain. 

Cara aktivasi efin gimana?
 
Gampang. Sampeyan tinggal datang ke kantor pelayanan pajak terdekat sambil membawa fotocopy KTP, dan NPWP (untuk orang pribadi) kemudian mengisi formulir aktivasi efin. Begitu. simpel kan? Baru deh setelah itu bisa daftar di DJP ONLINE  dan lapor!



Selasa, 05 Maret 2019

Lagu jorok

Kemarin saya baru saja ngobrol sama beberapa orang mengenai lagu-lagu yang di banned oleh Indonesia. Intinya tidak boleh ditayangkan, diputarkan di stasiun televisi atau radio karena mengandung unsur-unsur seks, dan tidak senonoh. Saya sebagai penikmat musik dan penikmat bokep rasanya kok agak tersinggung dan tersolot dengan keputusan itu. Komisi Penyiaran Indonesia yang membeberkan tujuh belas lagu yang dibatasi penyiarannya tersebut salah dua nya adalah lagu dari Bruno Mars.

Kalau kalian pengikut di twitter, pasti kalian tidak akan asing dengan twit mas Bruno kalau dia seolah 'kecewa' dengan Indonesia yang seolah-olah membuat lagu-lagunya ini adalah sumber maraknya pelecehan seksual di dunia. Well, I agree with mas Bruno. Selain itu dari semua lagu yang di banned, kebanyakan lagunya enak-enak dan bagus sih explicit nya. Nggak seperti lagu negeri ini yang sekarang saja juga nggak jauh beda.

Sayonara, selamat tinggal kekasih

Kemarin waktu aku sedang melihat-lihat library music playerku, aku melihat satu file yang sepertinya dikirim lewat whatssap. Waktu aku play, ternyata itu lagunya sendu sekali. Aku bertanya-tanya dong, siapa yang mengirim itu ke whatssapku? Tapi belum ketemu. 

Penasaran nggak itu judul lagunya apa? 

Lagu itu berjudul Sayonara Sayangku dinyanyikan oleh Grace Simon, salah satu penyanyi lawas Indonesia. Kalau kalian belum pernah tahu dan belum pernah dengar lagu ini, aku kasihan sama kalian. Karena lagu ini beneran menyayat hati sekali. Apa? Kalian cuma tahu lagu-lagu kekinian? Lagu lama juga punya keindahan tersendiri, kok.

Senin, 04 Maret 2019

Jenuh mari makan hati

Kalau saya ditanya "Bosen nggak kerja seperti ini terus?", saya bakalan jawab pake toa masjid, "IYA SAYA BOSEN BANGET shit." begitu. Tapi karena saya nggak bisa ngambil toa masjid, yasudah saya jawab kalem aja, Iya saya jenuh dan bosan. Apalagi kalau sudah melakukan hal monoton berulang kali. Awalnya saya excited dengan pekerjaan ini karena itu menjadi tanggungjawab saya, tapi makin kesini kok saya jadi ogah-ogahan masuk kantor.

Karena saya merasa tidak ada tantangan di pekerjaan ini. I mean, di bagian yang saya pegang memang belum banyak tantangan. Lebih ke buanyak bikin laporan dan memberikan pelayanan ke pegawai lain. Tapi dasarnya saya kan memang suka tantangan, dan mudah bosenan jadi saya merasa tidak betah dan sering melipir ke bagian lain. Misalnya mengganggu teman saya yang sedang mempersiapkan beribu-ribu surat untuk klien, atau ke sekretariat ngangguin sekretaris nya sambil nyolongin gorengan.

Ya semacam itu.

Minggu, 03 Maret 2019

Dilan 1991

Di awal bulan itu paling enak menghabiskan uang dengan menonton bioskop. Tapi tiba-tiba saja saya enggan pergi ke bioskop dan menonton film, karena dari satu bioskop dan enam studio di dalamnya, isinya hanya memutarkan satu film saja. Satu film yang sedang tayang dan satu film pre-order. Jadi bisa dibilang itu adalah satu film yang menguasai studio. Anjir.

Senin, 18 Februari 2019

Juancuk!


WARNING! POSTINGAN INI MENGANDUNG UNSUR HINAAN DAN CACIAN. BAGI YANG MEMILIKI KEPRIBADIAN LEMBUT HARAP MUNDUR PERLAHAN.

“Anjing! Emang nggak tau diri ya dia, goblok. Masa siomay gua tinggal sebiji dimakan juga, bangsat! Anjing emang anjing ngentot!”

SEE? Are you ready to read this?

Okai. Terima kasih.

Jadi, akhir-akhir ini aku sedang menghadapi banyak situasi yang mustahil untuk aku tidak mengumpat, itu impossible. Ada aja kejadian yang benar-benar njengkeli sampai mungkin kalau digabung-gabung, tingkat kemangkelan di dalam kepala dan hatiku ini sudah sebesar mobil avanza. Kenapa mobil avanza? Gede aja.

Technically, aku bukan pengumpat, yang dikit-dikit kalau ngomong diselipkan kata umpatan, misalnya.. “Eh itu bagus banget anjir ish mau dong!” seperti temanku yang anak jekardah. Dulu, waktu aku kuliah banyak sekali orang-orang yang ngomongnya pake sisipan ‘anjir’ ‘anjing’ ‘bangsat’ ‘shit’ ‘fuxk’ dan kata umpatan yang menurut mereka keren.

Terakhir aku terdistrac dengan awkarin yang isi vlog nya mengumpat. Sebelum awkarin berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Kalau awkarin jaman dulu, kalau kalian nonton vlog nya yang main ke mall, main ke club malam.. awkarin dan teman-temannya 24/7 ngomong umpatan. Tapi kalau sekarang sih sudah mendingan, dia sudah menjadi dirinya sendiri.

Kembali ke topik.. 

Karena aku bukan seorang pengumpat, makanya aku kadang risih dengan orang-orang yang kalau ngomong pakai sisipan-sisipan itu. Rasanya aku ingin menghindar dan menghilang, gitu. Sebab, dulu aku pernah tidak sengaja kembali ke rumah untuk waktu yang cukup lama, dan sepertinya kebiasaan di kampus ngomong ‘anjir’ ini terbawa. Terdengarlah kata ‘anjir’ itu oleh ummiku, kemudian dia nyaris menampuk bibirku, sambil melotot.. “Kamu ngomong gitu lagi, beneran ummi tampluk lambemu.” Menunjukkan bahwa keluarga saya tidak hobi mengumpat.

Waktu itu aku takut.

Nah, beda sekarang. Aku memang bukan pengumpat, tapi sekali-kali ngumpat itu enak. Beneran enak. Ketika boss memberikan kerjaan yang luar biasa impossible nya, atau ketika aku mau pulang, sudah menyangklong tas, tapi beliau manggil.. “Rahma.. eh Salma..” nah saat itu lah aku tiba-tiba berbisik “Juancuk.” Lega gitu. Mungkin akan lebih lega kalau ngomong di depan mukanya, tapi jangan, aku masih cinta kantor ini.

Ada buanyak sekali kata umpatan di dunia ini, dalam berbagai bahasa. Tapi menurutku paling mantep kalau ngumpat pakai bahasa jawa. Karena aku orang jawa, dan ngatain dengan bahasa jawa itu wenake ra karuan. “Wooo lha shilet.” Begitu lah kira-kira. Tapi terserah ya, bebas kalian ingin mengumpat dengan bahasa apa, asal jangan bahasa tubuh, susah.

Beda loh ya ngatain orang dengan ngumpat. Ngumpat is alright because we ngomong sama diri sendiri, atau ngomong ke situasi yang pantas diumpati. Selama ini aku nggak pernah ngomongin ke manusia, “Si goblok itu..” nggak. Dan suatu hari, temanku nyeletuk di grub.. posisinya memang aku salah. Tapi sebagai wong jowo aku merasa dia tidak pantas mengatakan hal itu, meskipun dia bilang itu biasa aja karena dia biasa ngomong itu sama kawanannya. “Tapi apa yang abang bilang ke aku itu jelas-jelas seperti abang ngatain aku, ngatain ndasku.. kasar bang jangan gitu.” Seperti itu lah.

Mbokku wae ora tau ngonekke aku sing elek-elek, mergane omongan iku doa. Lah ini aku dionekke “ndasmu” kan aku sedih. Salah apa aku sampai dikatain begitu, hatiku tuh rapuh serapuh menara pasir. IWH.

Ngumpat atau cursing ini jelas-jelas dosa gais. Aku tidak tahu hadis dan dalil nya gais, tapi ada. Cuma aku malas mencari. Tapi itu ada. Dan temanku pernah suatu hari berjanji pada dirinya sendiri, untuk tidak cursing.. tapi lima menit kemudian hapenya jatuh dan dia.. “shit!”, gagal.

Terkadang ketika kita tidak mau mengumpat, ada saja hal yang memang enak untuk dihujat dan dikatain. Kondisi dimana kita lidahnya jadi licin dan mudah tergelincir untuk mengatakan hal-hal seperti itu. Bangsat.

Kata-kata sisipan itu juga bukan hanya untuk mengeskpresikan kekesalan aja gais, tapi juga bisa sebagai ungkapan rasa kagum, hebat banget, atau ketika kalian sedang bahagia, kata sisipan yang sebenarnya jelek itu bisa jadi enak didengar. “Anjir itu bagus banget tas lo, gilak beli dimana? Buset murah banget bangsat, kenapa lo nggak ngajakin gue?” atau, “Sianjing! Gue lolos audisi putri indonesia bangkeee bangkeeee gua nggak nyangka niih! Mampus mati gue, belum filler bibir, fuxk!”.

Kinda like that.

Aku dari yang awalnya risih mendengar itu, pun lama-lama jadi ‘terbiasa’ untuk mendengar. Astaghfirullah, salma. Kadang aku ya hanya bisa bergumam, “ya Tuhan maafkan saya karena mendengarkan kata-kata ini lewat kupingku”. Seperti itu.

Pernah suatu hari, temanku kepergok sedang mengumpat kemudian di dengar oleh orang yang benar-benar ‘penting’ kemudian dia ketakutan sampai menghilang dari kerumunan orang berminggu-minggu. Itulah sebabnya, ketika mengumpat kita harusnya mengatakan hal itu dengan lirih. Ojo seru-seru seperti dunia ini milik kamu seorang. Kan ada orang lain yang dengar.

Lalu, siapa bilang mengumpat itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki moral?

Mengumpat bukan masalah moral.

Jangan bawa-bawa urusan itu ke sini. Karena sesungguhnya itu sudah beda haluan. Aku yang awalnya tidak suka mengumpat, tetapi ketika berada di lingkungan yg penuh dengan orang-orang yang suka mengumpat.. perlahan aku tertular. Meskipun tidak separah mereka, tapi sedikit demi sedikit itu ada.

So, what’s the point of this post?

Aku cuma ingin berbagi cerita aja sih gais, kalau aku juga pada hakikatnya adalah manusia biasa yang pasti memiliki salah dan berbuat dosa. Jadi mari sama-sama kita beristighfar dan mencoba utk tidak menggunakan kata-kata kotor itu. Hihi.



Diagnosa yang terlalu dini, Alzeimer?

Hi guys~ Selamat datang kembali ke blog amatir ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk bergabung dengan gue disini, menuli...