Halaman

Selasa, 07 April 2015

Diagnosa yang terlalu dini, Alzeimer?


Hi guys~ Selamat datang kembali ke blog amatir ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk bergabung dengan gue disini, menulis apa yang ingin ditulis dan mengungkapkan apa yang menjadi keinginan luhung.

Sebelumnya gue mau menceritakan kalian tentang sebuah film produksi negara gingseng yang sudah lama sekali. Namun, cukup membuat gue menangis saat melihatnya. Film ini berjudul ‘A Moment to Remember’. Menurut kalian, film ini terdengar seperti menceritakan apa? Gue pertama kali melihat film ini berfikir dua kali untuk tidak menghapusnya dari folder film, meskipun memori gue sudah sangat limit.

Film cinta. Itu intinya. Film kawakan yang bertemakan cinta. Jujur saja, sebenarnya gue males kalau disuruh untuk menonton film bergenre love, apapun bentuknya, darimana pun asalnya. Ini adalah salah satu bentuk protes gue karena hingga saat ini gue masih belum tahu apa itu ‘cinta’ sesungguhnya, dan malas untuk mencari tahu. Akibatnya, gue men-cap semua film romantis sebagai film murahan. Dan gue salah. Film ini berbeda.


Singkat cerita tokoh wanita ini terkena penyakit langka yang disebut dengan alzheimer. Penyakit yang gara-gara film ini banyak dijadikan konflik dalam fanfiction maupun cerita-cerita di novel Indonesia. Well, gue tahu penyakit alzheimer juga dari film ini, awalnya gue mengira itu adalah nama seniman dari Itali. ~kkk.

Setelah di wanita terkena penyakit alzheimer, dia mulai berusaha untuk tetap mengingat-ingat wajah suaminya, dimana ia tinggal, siapa namanya, siapa nama orang tuanya, dan apa yang ia kerjakan sehari-hari. Bahkan, tokoh wanita ini dicritakan sampai lupa jalan pulang. (aaakuuu pulaaaang). Yang gue tanyakan adalah, separah itu kah penyakit alzheimer? Hanya masalah lupa? Pikun?


 Faktanya adalah alzheimer bukan pikun. Si tokoh wanita juga tidak terlihat ‘tua’ sehingga bisa dikait-kaitkan dengan masalah kepikunan. Alzheimer itu penyakit dan yang namanya penyakit nggak ada orang yang mau terkena, iya kan? Mungkin perasaan si tokoh ini, dia berusaha untuk mengingat-ingat semuanya tapi.. yang nyantol hanya sedikit bahkan tidak ada. Mula-mula hanya sebagian ingatan yang hilang, kemudian berakibat tidak bisa melakukan apapun tanpa bantuan orang lain. Cacat.

Apa Kalian pernah lupa? Benar-benar lupa apa yang kalian kerjakan, kemudian merasa jengkel? Atau kalian pernah melakukan suatu hal namun tidak merasa melakukannya dan tiba-tiba saja kalian melupakan sesuatu yang penting? Gue pernah. Beberapa waktu yang lalu.. gue mengalaminya.

Jadi ini berawal ketika gue marah karena laptop gue dibuka oleh orang tidak bertanggung jawab yang kemudian dengan seenaknya men-copy isinya. Siapa yang tidak merasa jengkel jika barang pribadinya di utak-atik orang lain? Huh. Akhirnya setelah peristiwa itu gue memutuskan untuk mengatur laptop dengan mode password (?).

Ternyata bukan hanya orang ‘asing’ saja yang suka mengganggu ketentraman gue. Keluarga menjadi salah satu penyebab gue sering gonta-ganti password. Bahkan di rumah gue sendiri, gue merasa terancam. 0______________________0 Aneh, kan? Tapi memang begitu adanya. Keanehan itu lah yang membuat gue berinisiatif untuk mengamankan segala hal milik gue yang berbau privat.

Dan ketika gue sering mengganti password komputer, ada saat dimana gue lupa. benar-benar lupa. Bahkan gue nggak bisa mengingatnya walaupun hanya satu huruf. Rasanya tidak ada hint yang bisa gue dapatkan. Gue kesal. Dan apa kalian tahu? Gue mengganti password disaat itu dengan perasaan yang kesal pula. Jadi gue nggak bisa mengingat-ingat dengan benar apa yang gue tuliskan. -__-

Kemudian gue memutuskan untuk membawa komputer gue ke tempat service komputer. Lucu kan, saat ditanya apa masalahnya, gue dengan lugu nya menjawab, “Saya lupa password”. Mau nggak mau akhirnya harus di uninstall ulang. Artinya adalah semua folder si file document akan menghilang. Di install ulang berarti gue harus memulai hari yang baru (lagi) dengan komputer sistem yang seperti di reset. Hah, kalau boleh memilih gue akan mencari ‘jawaban’ itu sampai dapat. Kenyatannya, gue harus segera membenahi komputer itu karena buru-buru mau dipakai.

Tolol nya adalah, pagi hari setelah gue me-rawat inap-kan komputer itu, tiba-tiba gue INGAT PASSWORD NYA! Owh SH*IT! Padahal kalau gue bisa menunggu lebih tenang dan melihat wajah Jhope lebih lama, mungkin gue bisa mengingat satu kata yang (sekarang jadi) menjengkelkan untuk diingat.

 ‘Haebwayo’.

Kalau gue mau bersabar dan menunggu gue tidak harus  menginstall ulang my beloved computer yeeep~~ mendadak gue menyalahkan satu nama, “Jung Hoseok,”. Kenapa gue memilih kata itu? Orang awam pun nggak akan ‘ngeh’ kalau gue menggunakan kata itu sebagai sandi. Well, gue sendiri yang lupa dan kesulitan untuk menemukannya.

Kata temen gue, “Aku sih nggak pernah lupa, karena semua password yang aku pakai, semuanya sama,”. Dulu, gue juga pernah berfikir demikian, tapi gue berfikir ulang lagi. Karena, kalau satu password terbuka, maka... rahasia hidup lo bakalan ada di tangan orang lain alias terbongkar semuanya. >___<

“Makanya jangan ada yang disembunyikan dari orang tua, tuh kan kuwalat,”. Kata nyokap gue sih begitu. Ada benarnya juga sih. Selama ini gue selalu menanggap kedua orang tua gue sebagai orang asing yang akan menghancurkan kebahagiaan gue setelah mereka membuka-buka hal privat gue. Di sini, gue memang salah. Setidaknya gue harus memberitahu seseorang untuk mengingat-ingat kata yang susah diingat bahkan sama gue.






So, what’s the point of this post?

Pelupa itu nggak enak. Gue sebagai orang yang juga ceroboh dan gampang lupa, ingin menyampaikan.. jangan memarahi orang yang benar-benar sedang lupa. Semakin lo mendesak orang itu untuk mengingatnya, maka semakin besar juga tekanan yang didapat dan malah menjadikannya sulit berfikir. Endingnya... stres. Sekali lagi, kalau ada orang yang sedang dalam keadaan lupa, jangan sekali-kali memaksa dia untuk mengingatnya. Kalau bisa justru kita sebagai orang yang paham, harusnya malah menenangkan dan membantu mengingat-ingat, istilah gaul nya di rewind.

Mungkin cukup sampai sini saja gue bercuap-cuap. Semoga saja, setelah ini gue akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan membuat keputusan. Terimakasih sudah mau membaca blog ini. Kamsahamnida~ uhuhuhuuh


Ppyong~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO

Diagnosa yang terlalu dini, Alzeimer?

Hi guys~ Selamat datang kembali ke blog amatir ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk bergabung dengan gue disini, menuli...