Halaman

Minggu, 24 Maret 2019

Lambemu kok turah men to cuk

Siapa di sini yang nggak suka dengan gosip? Kalau kalian adalah orang yang suka membaca, mendengarkan, dan menikmati gosip.. berarti kita sama. Tapi seorang penggosip, pengghibah, dan penyebar gosip itu dosa nya buesar sekali. Meskipun yang dibicarakan itu fakta, tapi pada dasarnya membicarakan orang lain itu tidak baik. Begitu.


Kalau saya sih sebenarnya lebih suka menjadi pendengar, daripada pembawa gosip. Karena nanti berita yang kita bawakan itu biasanya ada pertanggungjawabannya, seperti laporan keuangan aja kan. Pokoknya saya paling anti kalau ada orang yang bergosip lalu terdengar.. "Kata Salma..". Waini, biasanya menjadi boomerang. Ya kalau yang dibicarakan itu fakta, is alright, tapi kalau fitnah? Bisa dicap sebagai pembawa kayu bakar saya ini. No no.

Pada hakikatnya, obrolan itu bisa nyambung karena dua hal. Yang pertama kalau ada hal yang sama-sama disukai, atau yang sama-sama dibenci. Dulu waktu masih SMA, pertama kali masuk ke kelas, teman saya ada yang langsung nyeletuk.. "Wah gantungan kuncinya EXO." dan dikemudian hari kami jadi akrab. Identitas saya sebagai kpopers saat itu terdeteksi sehingga membuat saya memiliki teman lebih mudah.

Kemudian saat saya ada di bangku kuliah, saya tiba-tiba akrab dengan seseorang karena sama-sama membenci orang lain. "Jadi menurutmu dia gimana?", lalu saya jawab dengan menggebu-gebu, "Walahh, dia tu emang cari muka orang nya. Penampilan nya aja alim jilbab nya panjang, tapi keluar malem, mojok di kafe sampai jam dua pagi. Pinter banget sih pencitraannya." Next day nya kami kemana-mana berdua, sampai sekarang kami masih keep in touch. 

Seperti itu.

Mau tidak mau pasti seperti itu. 

Pertanyaannya, pernah nggak kalian digosipkan? Gimana perasaanmu ketika menjadi bahan gosip atau bahan omongan?

Kalau saya sih sebenarnya orangnya masa bodoh sekali dengan omongan orang, selama itu tidak menyebabkan saya menjadi kelaparan, atau selama yang mereka bicarakan itu benar adanya. Karena bisa jadi, yang mereka perbincangkan itu sesuatu yang menjadi unek-unek. Ya wajar kalau manusia punya unek-unek. Siapa tahu kalau 'gosip' itu sampai di kuping kita, bisa jadi introspeksi diri. 

Memang alangkah lebih baik kalau tidak suka sama orang itu diomongkan langsung sih ke orang nya, supaya tidak sakit hati, tidak merana, tidak stres. Cuma sekarang ini orang sering salah mengartikan mana yang 'ngomongin' dan mana yang 'sambat'. Saya kalau sambat ya dimana lagi kalau bukan di twitter? Pasti kalian juga banyak yang begitu, kan? Ayo ngaku saja, rasah mesem-mesem ngono.

"Sambat ya sama Tuhan mu lah! Masa sambat di twitter?"

Saya tuh sambat juga sama yang Di Atas, tapi kalau sambat sama Dia, saya nggak bisa ngumpat. Sementara paling wuenak kalau sambat itu dikasih sisipan je. Iya atau iya? Tapi jangan lupa, setelah mengumpat ucapkan istighfar sebanyak kau mengumpat, supaya adil gitu.

Di sekitar saya ada satu grup yang isinya adalah membicarakan orang. Literally ngomongin orang. Topik yang mereka bincangkan ketika bertemu adalah ngomongin orang. Ya it's ok sih kalau menurut saya. Karena saya sendiri juga punya klik yang kalau ketemu kalau nggak ngomongin si A ya ngomongin si B. Tapi paling seneng saya kalau ngomongin diri sendiri sih, soalnya aib sendiri masih banyak, mending itu aja yang di blow up.

Biasanya kalau mendengar gosip, atau cerita dari teman tentang seseorang, akan saya keep sendiri. Jarang membicarakan dengan siapa-siapa karena merasa tidak perlu. Saya juga tahu mana yang sekiranya bisa di share, dan mana yang tidak harus saya bicarakan. Di situ mungkin saya bisa dibilang dewasa. /cikiwir/

Dan akhir-akhir ini saya merasa kalau pertemanan saya sudah tidak sehat. Bukan maksudnya teman-teman saya ini suka clubbing, mabok, atau suka ngajakin sex bebas. Tapi pertemanan yang sedang saya jalani sekarang ini semacam.. apa ya.. istilah yang tepat untuk menggambarkannya.. friendship with gossip koyo ngono paling yo. Terkadang saya merasa jahat sekali ketika membicarakan orang lain, karena sebenarnya oran itu sejelek-jeleknya perilakunya, pasti masih ada hal baik. Cuma ketutupan aja sama perilaku busuk lain nya.

Nggak percaya? ya sekarang coba pikirkan orang yang paling sering kalian gosipkan, terus dari sekian banyak hal buruk, ada nggak positif thing dalam dirinya? Kalau nggak ada, cari lagi! Sampai ketemu!

Saya suka sensi sama orang-orang yang 'berteman' karena ingin mengorek informasi, semacam menggendong misi khusus gitu. Datang tiba-tiba, yang awalnya tidak pernah atau bahkan jarang ngobrol, kok tiba-tiba mepet dan ngajakin makan.. di sela-sela makan mulai lah meluncurkan aksi nya. Mengorek sedalam-dalam nya sampai tidak ada yang tersisa.

Untungnya saya ini dikaruniai kemampuan untuk melihat niat orang, /wesseh/. Saya tahu mana orang yang tulus, mana orang yang memanfaatkan orang lain, orang yang rese, orang yang bermuka dua, orang yang cuma bercanda, orang yang serius, dan lain-lain. Makanya jangan coba-coba ngapusi sama saya. Udah seperti super hero belum?

 Dear people.. diam itu emas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO

Diagnosa yang terlalu dini, Alzeimer?

Hi guys~ Selamat datang kembali ke blog amatir ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk bergabung dengan gue disini, menuli...