Halaman

Kamis, 13 September 2018

My First and Last Stage

Bagaimana jika kamu bangun dan menemukan kehidupan yang berbeda.
Aku terbangun karena ada suara bising dan dentuman bass sound system. Terdengar semua orang sedang mondar mandir di depanku. Wait, bukannya tadi aku sedang tidur? Weh ini dimana? Semua orang sibuk. Ada yang membawa baju di hanger sambil berteriak-teriak, "Yang ini bisa nggak?!". Ekspresi semua orang tegang.

"Maaf bang (gua udh biasa manggil bang di sini, kebawa), ini lagi pada ngapain ya?".

"What? Kamu nggak tau atau pura-pura bego sih? tiga puluh menit lagi konser dimulai, tapi kamu malah asik tidur sementara member yang lain masih ribet ngurusin styling mereka. Minimal bantuin jaga suasana lah. Capek gue ngurusin lo". Abang ini menjawab sewot. 

Kayaknya aku mimpi. Aku mencoba mendatangi seorang cowok yang duduk tenang di ujung sofa sambil memainkan hapenya. Dia sudah ready dengan mic dan kostum. Dia kelihatan keren. "Halo." Dengan gaya awkward-ku seperti biasa.

"Nggak usah gugup gitu lah Sal, kalau konser ini udah selesai, gue janji bakal jajanin lo dan member-member lain makan samgyupsal sepuas lo." Lah samgyupsal kan haram aku gak makan itu. Aku diam aja.

Aku baru sadar kalau aku juga sudah ready siap manggung. Wait, ini semakin gila. Aku memandang kesegala arah di ruangan itu masih dengan pikiran linglung padahal katanya setengah jam lagi kami akan konser. Hmmm.. kayaknya aku nggak asing dengan orang-orang ini. Hmmm.. siapa ya? oh! OH! MEREKA NCT!!!! HOLY SHIT!

Aku hampir loncat dari sofa dan membuat 'dia' kaget. "Maaf, aku gugup." 

Kalian harus tahu, cowok di sebelahku tadi adalah Jaehyun. SHIT SHIT SHIT. Aku duduk dan terus memandangi dia. Jaehyun keren banget bahkan ketika dia hanya duduk dan memandangi hapenya. Inikah malaikatmu?

"Ayo ayo! Semua bersiap!" terdengar abang-abang yang tadi sewot mulai mengarahkan kami untuk naik menuju panggung. "Lakukan saja seperti waktu kalian rehersal, jangan buat kesalahan, dan hibur fans kalian di luar sana. Tunjukkan NCT bisa menjadi yang terbaik, dan membanggakan semua orang." lanjut dia.

MAMPUS. Aku kan belum pernah rehersal, anjay. Aku melihat sekeliling, mereka gugup tapi berusaha kalem dan mengendalikan emosi. Sementara di luar sana teriakan fans sudah terdengar semakin keras. Munculnya VCR menandakan konser akan segera dimulai dan kami memasuki panggung dengan iringan lagu intro. Wow, aku tahu lagi ini! 

Lagu pertama adalah Black on Black. Aku sudah lihat video NCT Black on Black dan menurutku lagu ini sangat sulit dilakukan oleh perempuan. Tunggu dulu? Aku ini cowok? atau cewek? Masa bodoh. Aku menari dengan semangat karena aku melihat member yang lain juga sangat antusias. Energi kami masih banyak.

Selanjutnya kami menampilkan lagu sesuai dengan sub-unit. Kebetulan aku tergabung dalam NCT U dan NCT Dream. Anehnya meskipun aku hanya tahu beberapa lagu mereka, aku bisa mengikuti koreografinya! Jisung keren banget! Aku merasa mereka semua sangat fokus pada penampilan dan performance malam ini. Sesekali mereka memberikan fan service dan langsung disambut dengan sorakan kegirangan oleh NCTzen.

Awalnya aku merasa bingung dengan kamera yang ikut bergerak saat kami menari, tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa. Gilak gua merasa sangat excited dengan pekerjaan seperti ini! ketika partku muncul, maka lampu sorot akan menyorotku tepat diposisi center. Mic yang menempel di pipi tidak terasa sama sekali dan tidak menganggu performaku dalam menyanyi.

Karena aku tampil di dua sub-unit ini membuatku harus berganti kostum dengan cepat. Kulihat noona-noona yang sudah bersiap dengan tissue, bedak, dan kostum di samping panggung di khususkan untuk kami yang tergabung dalam dua atau tiga unit sekaligus. Aku melihat Mark sudah berganti kostum dua kali hari ini. Hmmmm.

"Eonnie aku haus."

"Hush! Jangan panggil aku 'eonnie' dong, noona lah! Emangnya lo cewek?!". Makin besar pula pertanyaan yang ada dalam kepalaku.

Mark banjir dengan keringat dan nafasnya sangat cepat. Capek banget pasti.

"Cepat! Cepat! NCT  U siap di posisi Boss!" si abang sewot itu teriak-teriak lagi.

Kami membentuk formasi 'Boss' sementara panggung masih gelap. Penonton sudah mulai berteriak histeris. "KYAAAAAAA TAEYONG!!! MARKKKKKKK! JAEHYUUUUN! LUCASSSEUUUU!! WINWIN!!! DOYOUNG!! JUNGWOOO!!! " dan "SALLYYYYYYY!!!!!!" What?

Ada sesuatu yang bergerak dalam dadaku. Perasaan senang dan puas mendpat sorakan fanchant seperti itu. Inikah yang dinamakan pekerjaan impian? Di akhir lagu, semua member NCT keluar dari panggung dan mulai duduk di kursi yang entah kapan sudah disediakan oleh staf.

"Lagi-lagi interview omong kosong." Aku kaget dengan suara jengkel itu. Rupanya Ten yang berdiri di sampingku masih dengan keringat yang mengucur di dahi. Ten tersenyum saat aku menoleh dengan bingung. "Smile Sally, smile~" Ten tiba-tiba mendorong bahuku. Aku nyengir. Sumpah freak.

Memang interview ini banyak omong kosongnya dan banyak pertanyaan-pertanyaan receh hanya menyenangkan penggemar saja. Seperti warma kolor hari ini, makan apa hari ini, bagaimana pengalaman datang ke Seoul pertama kali, dan lain-lain.

Terakhir, kami menyanyikan lagu 'Touch' bersama-sama sambil bergiliran berkeliling panggung untuk menyapa para penggemar. Banyak dari mereka yang melemparkan hadiah, boneka, dan memanggil nama kami. Tentunya untuk mendapat attention.

Kembang api juga sudah dinyalakan, confetti juga mulai dikeluarkan membuat encore malam ini semakin meriah. Setelah lagu Touch selesai, kami semua menuju ke tengah panggung dan mulai membungkukkan badan untuk memberikan hormat dan terima kasih pada fans yang sudah datang, juga sebagai salam perpisahan.

"Terima kasih kalian sudah datang hari ini dan menghabiskan malam kalian bersama kami. Kami sudah bekerja dengan maksimal, dan semoga kalian semua terhibur. Setelah ini aku harap kalian selalu mendukung semua member NCT dimana pun mereka, dan project apa yang kami lakukan. Kedepannya kami akan membuat dan memberikan penampilan yang spektakuler untuk kalian semua. Terima kasih! Sampai jumpa!" Taeyong memberikan speech nya untuk perpisahan dan banyak fans yang berteriak sampai menangis.

"Hati-hati di jalan!"

"Sampai jumpa!!"

"Thank you!!!! We love you!". kami meneriakkan salam perpisahan ketika panggung mulai turun perlahan.

Hari yang melelahkan. Kulihat wajah-wajah penuh keringat, tangis, dan bahagia dari semua member NCT termasuk Taeyong, leader yang kita kenal tangguh dan memikul beban yang sangat berat. Hari ini aku melihat dia menangis di pundak Doyoung yang juga sembab. Semua orang sudah bekerja dengan maksimal hari ini.

Di luar back-stage aku melihat orang tua Mark yang datang jauh-jauh dari Canada untuk menyaksikan konser. Semua orang tua dan keluarga NCT datang karena memang diundang ke konser perdana kami yang terhitung sukses. Tapi dimana orang tuaku?

"Hari ini capek banget ya Sal, aku nggak sabar mau mandi dan tidur seharian." Johnny menyenggol bahuku sambil mengulurkan vitamin water.

"Hyung, tapi setelah ini kita ada acara makan-makan bareng om Sooman. Jangan pulang dulu ya!" Heechan menimpali. "Kamu nggak langsung pulang kan, hyung?".

Eh? Dia ngomong sama  aku nih? "Enggak lah, aku ikut kalau makan-makan, hehe." Jawabku dengan canggung.

Hari ini diantara banyak suara dan banyak kejadian yang tak terduga, aku melihat orang-orang ini tanpa lelah memberikan senyuman pada semua orang yang mereka jumpai. Kenal atau tidak kenal. Suka atau tidak suka, meskipun tubuh mereka sudah digenjot berminggu-minggu sebelum konser ini digelar.

"Aku ingin terus menjadi bagian dari mereka." Tanpa sadar aku mengucapkan kalimat itu di sebelah Jaehyun.

"Barusan ngomong apa kamu?".

SIAL. "Enggak kok bukan apa-apa. Nanti hyung ikut makan-makan, kan?"

Jaehyun menatap penuh curiga. Jangan-jangan dia mulai sadar kalau ada member tambahan hari ini. Seorang penyusup dan itu aku! "Ikut sih. Kan semua nya wajib dateng kalau acara ginian. Jadi omongan kalau kamu nggak dateng. Lagian kita belum makan enak sejak dua minggu yang lalu, kan?" Dia balik bertanya. Aku cuma nyengir.

Oiya, banyak budaya korea yang belum aku paham betul. Gimana kalau tiba-tiba aku disuruh menuangkan soju, atau minum soju? Aku kan nggak bisa minum begituan! Hmmmmmm.

Tiba-tiba aku merasa basah dan berkeringat. Padahal ruangan ini sejuk dan cukup dingin karena AC. Jangan-jangan aku masuk angin? Tapi kan aku tadi sehat-sehat aja. Kepalaku juga tiba-tiba jadi berat dan pandanganku jadi kabur. Mungkin aku butuh air, jadi aku bangun dan berjalan menuju dispenser.

"Hyung, kamu nggak apa-apa?" Heechan memegang tanganku.

"Eh? Nggak tau nih."

"Sal, kok kamu pucet sih? Mana keringetan lagi?!" sekarang Johnny yang ikutan bangun dan menyentuh dahiku yang panas dingin. "Fix kamu sakit!"

"Heh, enggak kok. Aku baik-baik saja."

Tepat setelah aku menjawab Johnny, aku ambruk di depan dispenser dan hanya mendengar suara teriakan Heechan memanggil manager hyung. Sementara Johnny dan Jaehyun mendekat dan menggotongku di sofa. "Minggir dulu hyung." Taeil yang sedang merebahkan diri langsung menyingkir.

Aku tidak bisa melihat apa-apa karena semuanya gelap. Tapi aku dengan jelas bisa mendengar mereka semua panik. Tapi anehnya aku juga semacam bisa membayangkan mereka sedang melakukan apa disekitarku. Weird but legit.

"Apa kita perlu memanggil ambulans?" Ah ini suara Yuta.

"Tidak perlu, sepertinya bisa diatasi dengan paramedis di back stage, sebentar lagi mereka datang." abang sewot tadi ternyata adalah manager-hyung.

"Aku udah curiga Sally-hyung sakit sejak rehersal kemarin hyung, aku lihat dia sama sekali nggak semangat waktu rehersal dan kosong gitu pandangannya." Heechan cerewet emang.

"Tapi hari ini Sally baik-baik aja tuh sampai akhir. Mungkin dia cuma kecapean." Johnny ngipas-ngipasin aku menggunakan kipas elektrik. "Hari ini emang riweuh banget sih."

Beberapa member berkumpul di ruangan yang sama denganku. Mereka bertanya-tanya dan ingin mengetahui keadaanku sementara paramedis sudah memasang infus di pergelangan tanganku. Emangnya aku kenapa kok diinfus, memang nggak jelas ini. Taeyong, Jungwoo, Lucas dan Kun terlihat cemas tapi santai.

"Makan-makannya ditunda?" Suara yang penuh dengan kejengkelan keluar, dia Ten. Entah sejak tadi dia terlihat bad mood.

"Iya mungkin, tapi nggak mungkin batal juga." Taeyong menanggapi Ten kemudian dia melingsut keujung ruangan, menelpon seseorang.

Wei aku mau buka mata wei! Kenapa susah banget? Jangan-jangan ini akhir hayatku sebagai seorang idol dan aku akan kembali menjadi aku yang lama, seorang pegawai kantoran penuh dengan kebosanan.

Kemudian yang aku ingat adalah cahaya putih yang sangat menyilaukan datang dari kegelapan di kelopak mataku. Sungguh. Kalau aku boleh memilih untuk tidak tersadar dari mimpi yang amat sangat indah itu. Mereka yang mengkhawatirkanku dan memberikan suport saat tampil di depan orang-orang. Walaupun itu hanya mimpi aku cukup senang karena rasanya begitu nyata. Aku pernah merasakan sensasi ketika perform dan tampil di hadapan fans.. hmmm Kira-kira mereka sedang apa ya?

***
"Hyung, hari ini kita ke tempat Sally-hyung lagi nggak?"

"Boleh, habis recording kita ke rumah sakit ya!" 

Jaehyun membuka ponselnya dan menulis di note, "Hari ini sudah hari ke 95 sejak kita menari bersama. Aku harap ini menjadi hari terakhir kami menari dan menyanyi tanpa dirimu." 


-----we go up-----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO

Diagnosa yang terlalu dini, Alzeimer?

Hi guys~ Selamat datang kembali ke blog amatir ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk bergabung dengan gue disini, menuli...