Halaman

Kamis, 17 Januari 2013

Park Chanyeol Now and after Debuted

ANNYEONG!!!
Bukan maksut apa-apa ya, gue memposting ini, gue cuma mau ngasih tahu aja sama yang belom tahu, betapa Chanyeol.. park Chanyeol EXO K itu dahulunya sanget tembem dan unyu ^^ Mirip boboho. Tapi karena sekarang Chanyeol udah dewasa, udah puber dan udah mimpi basah. Semuanya berubah.. dia berubah jadi lelaki tampan dan mempesona, walaupun kadang-kadang juga mukanya deep dan nafsuan lucu banget, bisa dibilang konyol malah.

Gimana ya, gue menceritakannya. kasihan juga sih kalo misalnya gue ngungkapinnya langung to the point. Oke. dibikin fanfiction aja yah^^


CHANGE 
 bocah  itu terus melangkah kan kaki mungilnya menyusuri taman yang sudah dipenuhi banyak anak-anak sepertinya. Di bahunya terselempang kandang yang berbentuk seperti tas. Didalamnya seekor musang lucu tengah gelisah mencari jalan keluar. "Ya! Coco! jangan bergerak-gerak seperti itu! Sebentar lagi kita sampai, tenang lah.." bocah itu berbicara pada musang yang ada didalam kandang itu.

"Ciiitt Ciitt..." Coco masih saja gelisah. Sepertinya Coco tahu bahwa hari ini adalah sebuah kompetisi besar untuknya. kompetisi binatang peliharaan. Dan bagi seekor musang yang senang hidup menyendiri, hal ini sangat membuatnya terganggu. 


"Nah.. itu dia meja panitia nya!!" bocah gendut itu berlari riang menuju meja panitia yang sudah dikerubungi banyak orang. Tentunya orang-orang yang ingin menyaksikan dan mengikuti lomba hewan peliharaan. Dengan susah payah, bocah itu menyempil diantara banyaknya manusia yang tinggi dan besar.

"Kakak.. aku mau mendaftar lomba" bocah itu membetulkan letak kacamata bulatnya. tangannya tak henti-hentinya mengelus-elus kandang musang miliknya. Sedangkan kakak panitia hanya memandang nya dengan tatapan 'benarkan bocah ini akan mengikuti lomba?' ya, seperti meremehkan.

"Siapa namamu?" tanyak kakak itu kemudian.

"Chanyeol, park Chanyeol" jawabnya mantap. Dia yakin, namanya akan membawa keberuntungan. Senyum lebar terus terpampang diwajahnya. 

Kakak panitia hanya menahan tawa. "Hewan apa yang ingin kau lombakan?".

"Musang Kak!".

Kakak Panitia itu melongok tak percaya. Mana mungkin ada anak kecil yang memelihara musang. "Benarkan? Siapa nama musang mu?".

"park Coco. Namanya seperti aku kan? Dia juga lucu seperti aku!" Chanyeol menyeringai lebar. 

"Iya, tapi tidak gendut sepertimu. Nah, ini ambil. Nomor pesertamu 110, jangan sampai hilang ya. kalau nomor itu hilang, kau tidak bisa mengikuti perlombaannya. Ingat itu!" Kakak Panitia menyerahkan selembar kertas yang bertuliskan 110.

Chanyeol merengut. "Hei, jangan cemberut begitu adik gendut. Kau beruntung, itu adalah nomor terakhir. Siapa tahu nomor itu membawa hoki untukmu. Tersenyumlah". Seketika wajah Chanyeol berubah menjadi ceria. "Terimakasih Kak!!". 

Karena cuaca sedang panas, Chanyeol mengeluarkan Coco dari kandangnya. "Kau kepanasan ya Coco? ini aku sudah membawakanmu minum kok, tenang saja. Jadi, kita tidak perlu membeli minuman diluar, iya kan? Hehehe..". Sedangkan Coco hanya menggeliat geliat kegelian ketika Chanyeol membelai perutnya.

"Hewanmu jelek sekali!! Sama seperti pemiliknya!!" ejek seseorang dihadapan Chanyeol. Tentu saja Chanyeol tidak terima. Baginya Coco adalah hewan ter-imut yang pernah ia temui. Dan, kata-kata terakhir tadi benar-benar membuat Chanyeol ingin marah.

"Kamu tadi bilang apa?! Coco jelek? Atau aku yang jelek??!".

Gadis itu tersenyum mengejek. "Kau lihat kan Sweet? Bagaimana kelakuan orang jaman sekarang? Sangat tidak sopan! Apa dia tidak tahu siapa kita sebenarnya? Orang jelek ya seperti itu, selalu saja berlebihan" tangannya memutar mutar diatas sangkar.

Chanyeol geram. Gadis itu benar-benar membuatnya marah. Seenaknya mengata-ngatainya dan Coco. Chanyeol menatap sangkar burung yang dibawa gadis sombong itu. "Memangnya, kau akan mengikuti lomba juga?" Chanyeol berusaha untuk tetap sabar.

"Tentu saja! Kau lihat? Aku sudah melatih burung nuriku untuk berkicau merdu nanti. Ngomong-ngomong, musangmu.. kau ajari apa? Kau latih apa? Membuang kotorannya sendiri?" gadis sombong itu menunjuk Coco yang menggantung di tangan Chanyeol.

"Jangan menghina Coco!!!" Chanyeol melempar sendal kearah sangkar gadis itu dan seketika, sangkar itu terbuka, dan burung nuri miliknya terbang. Sepersekian detik, gadis sombong itu hanya menatap kepergian burungnya dengan tatapan bingung, takut dan khawatir. Chanyeol sendiri juga bingung, kenapa sangkar itu bisa terbuka.

Perlahan, air mata turun diantara pipi putih gadis sombong. Dan Chanyeol sedikit takut. Takut orang-orang menuduhnya berbuat jahat padanya dan dia digiring kepenjara, seperti yang ia lihat di televisi. "Ja.. jangan menangis..." Chanyeol mendekatinya.

"Jangan mendekati aku gendutt!!!" gadis itu mendorong tubuh Chanyeol yang memang tambun itu jauh. "Sekarang, aku harus bilang apa pada Ibuku?!! hikk... hikk..." dia duduk berjongkok dan terus menangis.

Orang-orang mulai memperhatikan tangis gadis sombong dan kemudian kearah Chanyeol. "Tidakk.. buu.. bukan aku yanng membuatnya menangis sumpah! Duh, bagaimana ini Coco? Aduhh..." Chanyeol panik.

"Hu..huu.. aku harus bagaimana ini?? Pokoknya kamu harus bertanggung jawab sama burung nuri ku!!!" gadis itu menujuk sadis pada Chanyeol. "Aku tidak mau tahu, kalau tidak ketemu, kau harus mengganti burung nuriku dengan burung MU!!".

GLEK.. Chanyeol menelan ludahnya. "Baa.. baiklah... aku akan bantu mencarinya. Tapi.. tapi...".

"Tapi apa?!!".

"Tapi, siapa namamu. Aku tidak tahu siapa namamu, jadi aku tidak bisa membantumu".

"Alasan saja!! Namaku Kim Sookyung! Sudah, jangan banyak tanya dasar gendut! Temukan burungku!! Itu burung nuri paling berharga yang aku miliki!" gadis bernama Sookyung itu masih mengacungkan jarinya sadis dihadapan Chanyeol yang berkali-kali menahan nafasnya. Dia yakin, kalau seandainya yg diacungkan gadis itu pisau, tentu dia tidak akan segan-segan menusuk perutnya.

"Kalau begitu cepattttt!!!" Sookyung berteriak didepan telinga Chanyeol. "Telingamu sudah selebar itu, apa tidak kedengaran hah??!!!".

Chanyeol mendengus kesal. Tujuan utamanya datang ke taman ini adalah mengikuti lomba binatang peliharaan, bukan ribut bersama gadis menyebalkan yang sekarang berdiri disebelahnya ini. Berkali-kali ia menghela nafas. Gadis yang disebelahnya ini tinggi, putih, bermata lebar, berambut lurus dan bergigi putih. Mungkin suaranya akan lembut kalau dia tidak berteriak teriak tadi. Jauh sekali dengan Chanyeol saat itu yang gendut, pendek, berkacamata dan bertelinga lebar. Memang, ukuran telinga ini agak kurang normal jika dibandingkan dengan telinga kawan-kawannya yang lain.


"Sekarang, kita cari disekitar pohon, oke?" Chanyeol berjalan mendekati pohon palm yang agak tinggi dan mendongakkan kepalanya. Mencari, seekor burung nuri. "Kau melihatnya Coco?" tanya Chanyeol pada Coco yang bertenger di bahunya.

Coco menggelengkan kepalanya. Itu tandanya burung nuri itu tidak ada diatas sana. Chanyeol melirik Sookyung, dia mengamato gadis itu dalam. Suatu saat nanti aku pasti bisa seperti dia.Tumbuh cantik dan dilihat banyak orang. Suatu saat nanti, dia juga harus membuktikan pada siapa saja, bahwa Chanyeol juga bisa berubah tinggi, dan tampan.

"Sudah ketemu belum??!! kok malah bengong???!!!" Sookyung menepuk bahu Chanyeol. Dia hanya meringis asem. Tidak dia sangka, gadis pemarah ini memiliki kekuatan yang lumayan juga. Tubuh Chanyeol sedikit oleng. "Kenapa malah bengong sih! Ingat ya, kalau sampai burung ku itu tidak ketemu. Kamu tahu kan, apa akibatnya?" Sookyung memandang benda dibawah Chanyeol (??).

"Yaaa!! Baiklahh!!! Aku pasti akan menemukan burung nuri itu!" Chanyeol berlari menjauh, menghindari tatapan sinis Sookyung. 

Sookyung tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. "Dasar bocah gendutt!! Hei tunggu!!" Sookyung menyusul Chanyeol yang sudah lari bersama Coco.

Mereka berdua berhenti disebuah danau. Chanyeol masih terengah-engah. mereka berada jauh dari kerumunan orang-orang yang mengikuti festival hewan peliharaan. "Biasanya, Sweety suka bermain di air. Mungkin, dia ada ditempat yang banyak airnya?" tanya Sookyung pada Chanyeol.

"Kalau daritadi kau tahu, mengapa tidak kau cari sendiri saja?!!" katanya kesal.

"Tapi, agaimanapun juga, tanggung jawab tetap tanggung jawab, dan kamu tidak boleh melanggarnya, atau....".

"Iya! Sudah, tidak usah diteruskan!". Chanyeol berjalan mencari kira-kira dimana banyak air yang cocok untuk seekor burung nuri. Lalu Chanyeol berhenti disebuah kubangan air keruh. "Lihat!! Burungnya ada disini!! Yaa!! Sookyungg!!!".

Sookyung mendekat. "Kyaaa!! Benar sekali!! Terimakasih bocah gendutt!! Terimakasih!!" Sookyung memungut nurinya dan tersenyum lebar. "Nah, sekarang, kau boleh kembali pergi kesana".

Chanyeol mengangguk. Chanyeol mencari-cari sesuatu yang seharusnya ada didalam kantong celananya. "Dimana yaa... Dimana duhh..." wajah Chanyeol mendadak menjadi lesu. "Aku tidak bisa kembali kesana".

"Kenapa?".

"Kartu pesertaku hilang, aku tidak bisa mengikuti perlombaan tanpa kartu peserta itu. Aku di diskualifikasi secara mutlak. Bagaimana ini.." ujung mata Chanyeol sudah membendung air mata. Sookyung manatap khawatir.

"Coco, ayo kita pulang. Sudah tidak ada gunanya kita disini, kartunya hilang..." Chanyeol melangkah pergi. Sookyung merasa iba. Seandainya saja, Chanyeol tidak pergi-pergi dan membantu mencari nurinya tentu saja Coco dan Chanyeol bisa mengikuti lomba nya.

"CHANYEOL!!" Sookyung berlari kearah Chanyeol yang sudah berdiri lesu. "Ada apa?".

"Jangan sedih lagi ya! Aku tahu, ini mungkin salahku... em... ini! Ambil lah! Mungkin nomor pesertaku bukan nomor keberuntungan seperti nomor mu, tapi.. semoga saja ini akan menjadi kertas yang berkenang" Sookyung mengulurkan kertas bernomor 77. "Anggap saja, ini hadiah dari aku, karena kau mau membantuku mencari Sweet ^^".

Chanyeol terdiam. Matanya berair. "Sookyung...". Baginya, melihat kertas nomor peserta adalah hal menyenangkan, tapi selain itu Kim Sookyung gadis yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu kini rela memberikan kertas itu padanya. Padahal Chanyeol tahu, bahwa Sookyung juga ingin mengikuti lomba ini.

"Sudah, jangan menangis, bocah gendut. Kalau kau menangis seperti itu, wajahmu jelek sekali! Seperti ikan buntal yang kedinginan!!" Sookyung berusaha tersenyum. 

"Terimakasih.... terimakasih sekali Sookyung! Semoga kita bertemiu lagi ya nanti, aku akan mengabarimu kalau aku menang" Chanyeol berlari menuju lokasi perlombaan.

"Semoga.." gadis itu menghela nafas. "Bocah gendut...".

15 tahun kemudian-

Lelaki bertubuh tinggi dan berdada bidang itu tengah asyik menata rambutnya di ruang tata rias. Dia tidak memperdulikan bagaimana member yang lain sudah menyuruhnya untuk berhenti menyisir rambutnya. 

"Hyong!! Cepattlahhh! Sebentar lagi Music Bank dimulai!" maknae cadel itu mengguncangkan bahu hyong nya. Sedangkan dia hanya menepisnya.

"Chanyeol... sudah berapa kali kau menyisir rambutmu, hah?". Manager masuk sambil membawa banyak ponsel. mungkin memang begitu kah pekerjaan manager, membawa ponsel kemana-mana.

Ternyata dia adalah Chanyeol. "Maaf hyong, aku harus terlihat sempurna ihadapan fans". Manager hanya menghela nafas pasrah. "Tapi, apalagi yang mau kau sempurnakan, bagiku kau sudah terlihat perfect".

"Gomawo hyong.." Chanyeol menghambur bersama kawan-kawannya yang lain.

Hari ini studio dipenuhi banyak fans. Bukan hanya yang berniat untuk bertemu idolanya, bahkan ada yang tidak sengaja datang. Seperti gadis yang berpakaian simpel dan duduk dibarisan paling depan. Disampingnya, kawan sebayanya tengah asyik ber-fanchat. sampai tidak memperhatikan bahwa dia yang disampingnya sangat terganggu oleh aktifitas itu.

Sebenarnya, dia datang karena memang semata-mata keinginan Ayahnya. Karena liburan musim panas ini dia selalu mengurung diri dirumah. "Membosankan..." keluhnya diantara hiruk pikuk suasana studio. 

--

"KITA PANGGILKAN.. BOYBAND PENDATANG BARU DENGAN FANS YANG FANATIK.. EXO K!!!!!".

"Kyaaaa!!!.. Suhoooo!!! Kaiii!!! Sehunnn!!! Baekhyun!!! Chanyeol!!!!" exo fans pun meneriaki idolanya dengan bersemangat. Chanyeol terus memperhatikan setiap fans yang memanggil namanya. Walaupun sedang bernyanyi, tapi dia masih sempat untuk berkomunikasi denagan fans nya.

"Kyaa!! Oppa Chanyeol!! Oppaa!! Oppaaaa!!!!" para gadis tidak berhenti untuk menyebut namanya. Itu membuat hati kecil Chanyeol merasa sangat bahagia dan kembali bersmangat untuk bernyanyi.

"Kya! Brisik sekali!!" gadis bermata lebar itu terus mengeluh. "Minra... aku keluar ya.. disini berisik sekali!!!".

"jaaangggann keluuarr...sookyunng coobaaa ssaaajaaa keluarrr kauu tidaakk bisa menggghalaangggi pandaaangggann oranggg oraaang ituuu..." temannya berbicara dengan nada yang aneh. Mungkin akibat euforia, pikir Sookyung.

Baiklah kalau begitu, aku akan berusaha menikmati suasana ini. Semampuku. Oh Tuhan! Sookyung berkali kali menolehkan kepalanya kearah EXO yang sedang bernyanyi. Mereka cukup lama untuk bernyanyi. Dua part. History dan MAMA. Dan berkali-kali juga matanya bertemu dengan sosok yang sedikit familiar dimatanya. Lelaki dengan senyum yang aneh dan rambut yang tersisir rapi. Pikirannya berusaha untuk tetap tenang dan membuang pikiran untuk mencari tahu detail siapa yang sedang ia lihat sekarang. Semua boyband itu sama saja.

Chanyeol. Dia masih menggikuti gerakan dance sambil terus tetap berusaha berinteraksi dengan fansnya, yang berteriak histeris. "CHANYEOL OPPA!! LOOK THERE!!!!". Biasanya setelah itu, dia akan tersenyum dan melambaikan tangannya. Tapi hari ini, dia melihat sesuat yang aneh. Seorang gadis, dengan tatapan sinis, dan... ah, bukan. Tidak mungkin.

Selesai tampil, EXO kembali ke backstage. tapi mata Chanyeol tidak bisa lepas dari gadis sinis itu. Wajahnya menampakkan ketidak sukaannya berada diruangan berisik seperti itu. "Hyung! Kenapa??!!" Kai mengagetkannya. "Tidak... tidak apa-apa".

Segera, setelah berganti pakaian, Chanyeol beranjak untuk mencari sosok yang dia rasa familiar. Diantara semua penonton yang ada, hanya dia yang menampakkan wajah tidak suka, bete, dan frustasi. "Aneh" pikir Chanyeol. Bukan kebiasaan fans jika berada dekat dengan idolanya menampakkan wajah muram. "Aku kenal wajah sinis itu" gumam Chanyeol.

"Maaf..." Chanyeol menarik tangan Sookyung dengan cepat, hingga belum sempat dia bertanya, mereka berdua sudah berdiri di lorong gedung yang sepi. 

"Kau ini apa-apaan??!!" Sookyung meronta dan mendorong tubuh Chanyeol yang tinggi itu ke tembok. "Jangan pernah menculik seorang wanita sepertiku!! Hiattt!!".

DUGGG!! 

"Arrrghhhh!!! Awwwhhhh!!!!" Chanyeol memegangi 'sesuatu' nya yang dengan kencang ditendng oleh Sookyung. Baru saja Sookyung hendak lari, Chanyeol mencengkeram kakinya. "Tunggu!! aawwhh.. aku tidak ber... bermaksut... jahat padamu... sungguh!! Tunggu dulu!!!".

"Hiahhh! Bohong! Jangan suka menipu wanita seperti itu!! Aku tahu, semua penjahat juga mengatakan hal seperti itu! Lepaskannnn!!! tolong!!!" Sookyung menendang-nendang tangan Chanyeol. 

"Heiii!! ini aku!! Chanyeol!! Park Chanyeoll!!!".

"Park Chanyeol siapa??! Aku tidak punya teman bernama Park Chanyeol!!" Sookyung berhenti meronta. Berusaha untuk mengingat daftar teman-temannya yang mungkin saja ada yang terselip. "Aku tidak punya teman yang bernama PARK CHANYEOL!!".

Chanyeol berdiri dengan susah payah, tendangan Sookyung mampu melemahkan semua syaraf yang ada di tubuhnya. "Dulu.. duluuu sekali. Apa kau pernah bertemu dengan bocah gendut berkacamata, dan membawa musang?".

Sookyung memutar matanya untuk mengingat. "Iya, aku pernah bertemu... em.. berkenalan dengannya. Kenapa? Apa kau kakaknya?" tanya Sookyung tidak yakin.

Dia tertawa. "Bukan. Aku Park Chanyeol. Bocah gendut itu. Yang tidak sengaja membuat burung nuri mu terlepas.." jawab Chanyeol masih menahan rasa sakit.

Wajah Sookyung memerah seketika. Ternyata, lelaki tinggi tegap dan bersuara besar ini adalah Chanyeol. Bocah gendut, cengeng dan culun. "Apa? Benarkah? Maaf, aku tidak tahu. Lagipula, kenapa kau menarik tanganku hah? Memangnya itu tidak sakit, apa?".

"Hahaha, maaf. Aku tidak sengaja. Sebenarnya, aku sudah lama ingin mencarimu. Tapi, aku tidak menemukan gadis dengan senyum sinis semanis milikmu" jawab Chanyeol.

Sookyung tersipu malu. Ini kali pertamanya wajahnya memerah, gugup dan malu ketika dipuji oleh seseorang. "Ngomong-ngomong, kau bukan bocah gendut lagi ya sekarang?" tanya Sookyung. "Kau diet ya? Ataau bagaimana?".

"Ya, beginilah hidup. Kadang dibawah.." sambil menyentuh ujung kepala Sookyung. "..dan kadang diatas.." menunjuk kepalanya sendiri.

Sookyung merengut. "Tapi tetap saja, dulu kau bocah gendut!!". Lalu dia melangkah pergi. Chanyeol tertawa keras sekali. Menurut Sookyung, suar milik Chanyeol itu lebih mirip suara hantu, daripada suara manusia. 

"Nanti... kita pasti bertemu lagi..." gumam Chanyeol masih menahan sakit diselangkangannya. "Awh.. semoga aku masih bisa kencing..".

DORRRRR!!! *kaget ya??*

-THE END-

Menurutmu, mereka bakalan ketemu lagi nggak? Kalo gue sih... enggak tahu juga ya. Kan awalnya ini bukan mau jadi FF, gue kan intinya pingin menceritakan bagaimana perbedaan Chanyeol yang dulu dan yang sekarang. Dulu dia yang unyunya karena gendut, dan sekarang yang macho nya pake banget. Mungkin kira0kira gitu ya ceritanya ^^ Ngarang banget sumpah. Maaf juga ini kalo bahasanya masih anak labil beneran. Maafin ^^

Jujur aja sih, emang disini, Chanyeol oppa masih imut-imut enggak berdosa banget. lucu lah ^^ Bandingin deh sma yang sekarang. Udah tinggi, suaranya cetar membahanaaahhh..... walau emang kelakuan tetep, sama-sama deep dan nakal >___< Yang sama dari Chanyeol kecil dan Chanyeol dewsa itu bibirnya sih. Sama-sama seksi ^^ (kayang). 

THANKS FOR READING ^^ COMENT PLIS ^^

1 komentar:

  1. Keren FF nyaaa !! Kasian banget chanyeol oppa di tendang sm sookyung .____. #PoorChanyeol

    BalasHapus

TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO

Diagnosa yang terlalu dini, Alzeimer?

Hi guys~ Selamat datang kembali ke blog amatir ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk bergabung dengan gue disini, menuli...