Tulisan
ini gue tulis ketika sudah seminggu menetap di Balikpapan...
BGM:
Whistle
(Blackpink) – Bombayah (Blackpink) – Navillera (Gfriend)
Menjadi perantau bukanlah hal yang
pernah gue impikan. Menjadi ‘jago kandang’ lebih menyenangkan dibanding harus
beradaptasi kembali dengan segala hal baru yang pasti ditemukan di sini.
Meninggalkan kota kelahiran untuk merantau ke pulau lain yang jika dilihat di
peta bisa dibilang sangat jauh jaraknya. Tetapi pernah kah kita berpikir
tentang rencana Tuhan?
Di awal gue tahu harus merantau ke
Balikpapan, gue merasa bingung antara mengiyakan atau melepas kesempatan ini
dengan alasan tempat yang terlalu jauh. But,
hey gue adalah gadis sembilan belas tahun yang pernah bermimpi untuk tinggal
sendiri jauh dari rumah. Tinggal sendiri itu bukan masalah yang besar kok
meskipun menyeberangi lautan. Awalnya gue pikir orangtua tidak akan merestui
kepergianku tapi ternyata gue salah, Ummi menyetujuinya dengan mantap. “Selagi
masih ada kesempatan dan konsekuensi yang harus diterima, kenapa tidak?” begitu
kata Ummi.
Sekarang gue sudah seminggu lebih di
Balikpapan, rumah kedua gue. Tidak ada perasaan kangen rumah seperti yang gue
bayangkan selama ini. Mungkin ini karena gue sudah terbiasa melakukan segalanya
sendiri. Mencuci piring sendiri, makan sendiri (kecuali makan malam dan
sarapan), mencuci baju sendiri, melipat sampai menyetrikanya, kemana-mana
sendiri, tidur sendiri, .. it’s ok gue terlalu lama sendiri. Gue tidak
merasakan sesuatu yang sangat drastis terjadi. Makan ya makan tinggal beli di
warung dekat kos. Semuanya berjalan baik-baik saja seminggu ini. Intinya asal
tidak aneh-aneh, pasti hidup gue aman kok.
Teman?
Hey, kalian tahu? Di sini banyak
sekali perantau. Malahan kebanyakan penghuni kota Balikpapan adalah orang luar
pulau yang merantau dari jawa. Such
amazing thing kan? Kami semua di sini adalah perantau, mau tidak mau harus
memiliki rasa empati yang tinggi antarindividu terutama teman seangkatan.
Sejauh ini gue masih tahap mengenal sih, belum terlalu dekat dengan siapapun
berhubung di kos yang gue tempati saat ini hanya gue yang maba (mahasiswa
baru). Meskipun masih sekamar dengan kating (kakak tingkat) gue cukup nyaman
kok, malahan gue yang kadang nggak enak karena merasa berantakan.
Kalau kata mbak Noe sih, “Apa-apa itu
dijalani aja dek, pada akhirnya kamu akan nyaman kok,” begitu. Jadi lumayan lah
ada teman untuk sharing, meskipun gue
lebih sering ditinggal keluar, hiks. Banyak berterimakasih sama mbak Noe karena
rela berbagi kamar sama anak gemuk ini.
Jadi intinya kamu seneng Sal dapat
penempatan di Balikpapan?
Apa-apa itu harus disyukuri, man. Sekarang gue ada disini merupakan
nikmat yang besar jika dibandingkan dengan teman-teman gue yang lain. Mereka
ditempatkan di Pontianak, Manado, Makassar, dan lain-lain. Meskipun memang paling enak itu di Jawa. Balikpapan tidak sepanas
Pontianak, lebih bersahabat jika dibanding Manado. Well, gue tidak membanding-bandingkan..
semua itu plus minus nya nusantara, Indonesia.
Lagipula sebagai mahasiswa yang
bersekolah di sekolah kedinasan seperti ini tidak akan ditempatkan jauh-jauh
dari pusat kota kok. Sekarang tinggal bagaimana gue mengatasi rasa malas dalam
belajar yang harus dihilangkan. Tugas utama gue sekarang adalah belajar. Jangan
tergoda apapun. Begitu.
*Karena Balikpapan itu tempatnya
panas, gue mudah terserang dehidrasi*
SEMANGAT!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO