Tulisan
ini saya tulis ditengah-tengah kesibukan mengerjakan tugas dari Mr. Syahrul
Siapa bilang mahasiswa
itu gabut (gaji buta = duduk tidak ada pekerjaan)? Contohnya gue sekarang.
Ketika gue belum masuk kuliah, hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan hari lain
berasa seperti hari Minggu. Tapi sekarang ketika jadwal kuliah sudah turun dan
kami semua wajib untuk datang setiap hari dari pagi sampai petang.. tidak ada
lagi istilah gabut. Gabut itu hanya mitos. Setiap hari mendapat tugas dan pretest apa itu bisa membuat kami
menjadi gabut? Jawabannya satu, TIDAK.
Mungkin ini adalah
resiko yang pernah gue singgung ditulisan yang lain. Kuliah sebentar bukan
berarti tugasnya sama dengan orang-orang yang sekolah di tempat biasa. Justru
dengan masa yang sebentar ini materi kami dimampatkan. Semua manjadi sangat
padat bahkan tidak ada waktu untuk menghela napas. Oke, gue lebay. Ini gue baru
masuk kuliah tiga hari dan sudah bisa bicara begini. Maafin gue ya.
Pertanyaan terbesar
adalah.. apakah gue bisa bertahan?
“Yakin
disini mau belajar? Kalau belajar itu nggak perlu nilai lho,”
“Beneran
kalian cuma mau pinter? Kalau pinter itu gak harus lulus lho,”
“Kalau
lulus kalian mau ngapain?”
“Kerja?
Emangnya kalau kerja harus sekolah di sini?”
“Gaji
di sini tuh sedang-sedang saja. Kalau kalian mau kaya raya, jangan kerja di
sini. Ngapain sekolah di sini coba?”
“Orang
yang bukan pns aja gajinya lebih besar dari saya lho, kenapa kalian mau jadi
pns?”
“Hidupnya
terjamin? Kata siapa?”
“Halah
mau mengabdi~ kalau kalian mengabdi, berarti kalian rela tidak dibayar negara.
Kan namanya mengabdi, kalau mengabdi tuh dikasih gak dikasih ya diterima aja,”
“Ayo
jawab, saya bicara sama makhluk hidup kan?”.
Kemudian setelah gue
merenung, jawabannya kenapa gue ada di sini dan rela meninggalkan passion sebagai jurnalis adalah untuk
hidup yang lebih baik. Mungkin gue tidak akan kaya, gue juga gak akan punya
mobil mewah. Gue akan menjadi pelayan untuk negara dan kalau gue melakukannya
dengan betul-betul insyaallah yaa dapat pahala lah. Setidaknya orang tua sudah
sedikit merasa lega.
“Kalau
kalian sudah sukses nanti, jangan lupakan orang tua. Karena apa.. seribu tangan
yang menyambutmu ketika kamu sukses itu adalah hal biasa, tapi dua tangan yang
menyambutmu ketika kamu sedang dalam kesulitan.. jangan pernah lupakan mereka
sampai mati, it
“Jangan
pernah ada setitik rasa sombong di dalam hatimu karena itu sama saja dengan
kamu membangun jembatan untuk kegagalan paling besar, sungguhan ini.”.
“Setiap
hari akan ada pretest, kalau yang tidak bisa mencapai target 70 silahkan keluar
dari kelas saya dan belajar sendiri di kos.”.
Kira-kira begitu Mr.
Syahrul memberikan sambutan kepada kami, mahasiswa baru dengan wajah cupu. “Saya tidak mengancam kalian, tapi
memperingatkan kalian sebelum kalian salah jalan,”. Seperti itu. Di saat
kami semua mulai beradaptasi dengan dosen dan semua mata kuliah yang ada, kakak
tingkat malah dilanda kegabutan akut selama menjalani PKL. Roda itu berputar..
asalkan bisa mengatasi dan terus menjaga keseimbangan.. Allah akan membantu.
“Mengeluh
lah kepada Tuhan, jika kamu mengeluh pada sesama makhluk kamu hanya akan
dikecewakan,”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO