Annyonghaseyo
readers, pada kesempatan kali ini gue akan kembali menulis tentang
sebuah film thiller korea yang menurut gue cukup membuat merinding
dan berfikir dua kali untuk tidur larut malam. Yeah. Awalnya gue
sudah membuat versi synopsis nya, tapi karena beberapa hal dan
menurut gue membosankan, akhirnya gue akan lebih memperhatikan dari
sisi penonton, dan pendapat pribadi.
Film
kali ini berjudul Don’t Click,
ditayangkan di Korea Selatan pada tahun 2013. Film horror-thiller ini
adalah salah satu film yang membuat gue ‘cinta’ dengan produksi
film horror dari Korea Selatan. Bukan hanya pengemasannya yang memang
horror, tetapi juga menyelipkan beberapa pesan-pesan tersirat yang
mungkin bisa membuat kita lebih waspada. Ada banyak yang sebenarnya
ingin gue tuliskan, tapi alangkah lebih baiknya kalau dimulai dari
yang sederhana dulu.
Pemeran
utama di film ini adalah Park Boyoung sebagai Se-Hee , Kang Byul
sebagai Jeongmi (adik dari Se-Hee), dan Joowon sebagai Joonhyuk
(kekasih Sehee yang di PHP). Ngomong-ngomong tentang pemeran filmnya,
gue sudah suka duluan sama Park Boyoung sejak main di Werewolf Boy
bareng Song Joongki, dan mulai saat itulah gue mulai mencari-cari
film apa saja yang sudah pernah dimainkan oleh Boyoung. Alasan gue
suka dan ngefans sama Boyoung simpel aja sih, karena dia pendek. Why?
Faktanya adalah cewek bertubuh pendek, kecil, langsing itu imut
banget dan awet muda. Tahu Yunishara? Nah, itu contoh dari Indonesia.
Nggak
afdol kalau gue hanya membeberkan tentang pemain dan blah blah blah
hanya pendapat saja, jadi gue akan mencoba spoiler tentang film ini,
sekalian promosi ; Awalnya ini berasal dari kebiasaan warga Korea,
terlebih remaja Korea yang senang bermain di jejaring sosial.
Diantara mereka ada yang mencari uang, menyalurkan hobi,
fangirlingan*, dan banyak juga hanya menjadi pelampiasan kejenuhan
rutinitas sekolah. Karena faktanya adalah, koneksi internet di Korea
Selatan adalah yang paling cepat, 5G!! bayangkan kalau kita download
film, butuh berapa detik? Hhh. Jadi, informasi yang beredar melalui
internet juga menyebar dengan sangat cepat. Selain itu, kalau mereka
memiliki blog atau akun semacam blog daum, dan banyak pengunjungnya,
mereka akan mendapatkan uang. Ini nih yang sedang gue cari juga,
gimana caranya menyebarkan kebaikan sekaligus dapat uang, hehe.
Jeongmi,
remaja puteri yang sedikit ‘bandel’ barusaja mengunggah video
tari perut yang membuat pengunjung blog nya bertambah dengan sangat
pesat, dan video tersebut menjadi perbincangan banyak orang. Tentu
saja semua orang tidak tahu kalau itu Jeongmi, karena dia memakai
topeng. Banyak pengguna internet yang menyamarkan namanya, atau tidak
mencantumkan identitas asli. Biasanya setelah mengunggah video atau
gambar yang luar biasa, akun yang mengunggah akan mendapatkan uang
sebagai reward.
Saat
Jeongmi sedang mentraktir teman-temannya di café, tiba-tiba salah
satu dari mereka membicarakan tentang video kutukan. Video yang
katanya apabila sudah melihat video itu harus diselesaikan sampai
tuntas, dan katanya (lagi) berisi video bunuh diri yang dilakukan
beberapa waktu yang lalu. Sayangnya, karena dianggap meresahkan
masyarakat, pengguna blog itu dinonaktifkan dan video itu dihapus
dari internet.
Lalu
Jeongmi mengingat-ingat kalau Joonhyuk bekerja disebuah lembaga
pengawasan jaringan internet di Korea Selatan, dan Jeongmi berniat
untuk membujuk Joonhyuk mencarikan video tersebut, pasalnya melalui
cara khusus, situs yang sudah dihapus dapat dibuka kembali. Awalnya
ia menolak karena melanggar pekerjaan, namun akhirnya menyerah dan
mencoba men-copy video tersebut dari internet.
Oiya
gue lupa menuliskan bahwa di Korea Selatan, em bukan hanya di Korea
Selatan saja sih sebenarnya, sudah banyak Negara-negara yang memasang
CCTV (Closed
Circuit Television
) di tempat-tempat umum, seperti
stasiun, mall, gang-gang sepi, jalan tol, sekolah, kantor. Pokoknya
CCTV biasa digunakan untuk mengantisipasi terjadinya kejadian yang
tidak dinginkan, contohnya saat terjadi kasus tabrak lari, dan tidak
bisa dilacak siapa pelakunya, biasanya CCTV yang berperan penting,
atau untuk mengungkap kasus pencurian ><.
Tapi
sayangnya, CCTV kadang dijadikan main-main. Misalnya seperti yang
terjadi paada Sehee yang mendapati dirinya diteror oleh seseorang
melalui pesan singkat. Peneror bisa tahu bagaimana keadaan Sehee dan
apa yang sedang ia lakukan, yang paling parah adalah saat peneror itu
mengatakan tentang tahi lalat yang ada di perutnya. Dengan penuh
emosi ia berlari ke ruang ganti karyawan –dia adalah seorang sales
di toko berlian-. Alangkah terkejutnya Sehee ternyata di dalam ruang
ganti tersebut terdapat cctv. Saat dia melapor pada manager, bukan
solusi yang ia dapat malah beradu argumen, akhirnya dia memutuskan
untuk keluar dari pekerjaannya.
Kembali
ke Jeongmi yang sudah menerima video kutukan dari Joonhyuk dan mulai
menontonnya. Video itu berisi tentang seorang gadis yang membuat
boneka santet dari kuku, darah, rambut (ya kalian tahu kan gimana
cara bikin boneka santet ?). Kemudian dilanjutkan dengan
video-video lainnya, anehnya dalam flasdisk itu hanya ada satu file,
tapi cerita dalam video itu berubah-ubah. Dan
orang yang melihat video itu benar-benar harus tuntas!
Singkat
cerita Jeongmi semacam kerasukan, lalu mulai membagi video itu pada
rekan-rekannya di situsnya. Banyak yang mau membayar mahal. Namun,
banyak hal aneh terjadi. Secara tidak sengaja, tersebar video Jeongmi
yang sedang menari perut tanpa topeng. Akhirnya seluruh sekolah tahu
dan banyak orang yang mengutuk dirinya. Meskipun Jeongmi sudah
mengatakan, “Itu bukan aku!” namun yang mereka tahu hanyalah
fakta yang ada. Itu lah manusia. Kemudian Sehee yang ingin
mengembalikan adiknya seperti semula mencari tahu kisah video kutukan
itu, dan menemukan kenyataan yang sangat pahit.
Sampai
situ saja ya spoiler nya? Gue mau kalian tonton sendiri, dan rasakan
sensasi mendebarkan. HAHA, maa fini berlebihan dan mungkin banyak
dari kalian yang akan menghujat gue karena sok sok misterius. Memang
gue sok misterius, dan kenyataannya memang begitu.
Seperti
yang gue bilang tadi, bahwasannya film korea selalu menyiratkan
sebuah pesan bagi para penontonnya. Setelah
gue melihat film ini, gue merasa harus berhati-hati untuk mengunggah
sesuatu ke internet. Entah itu foto, video, atau hanya sebuah tulisan
seperti ini. Karena sedikit saja kita mengunggah hal-hal yang tidak
baik dan menyinggung orang lain, itu bisa berdampak sangat buruk bagi
kita sendiri. Apalagi sekarang di Indonesia ada undang-undang ITE,
meskipun itu sedikit membatasi kita untuk mengeluarkan aspirasi, tapi
ada bagusnya juga. Orang akan lebih berfikir untuk mengomentari suatu
hal, dan membayangkan dampak yang akan ditimbulkan. Mungkin bagi
kalian itu hanya main-main, dan bercanda, tapi yang sepele seperti
itu malah bisa memicu masalah yang lebih besar dan complicated.
Orang
yang melakukan bullying melalui internet, jejaring sosial juga
menimbulkan imbas yang sangat buruk bagi korban. Selain susah dilacak
juga karena apa yang mereka sebarkan, belum tentu benar adanya.
Kuncinya sih ada pada diri sendiri, kalau menerima berita, kabar,
jangan diterima mentah-mentah. Seperti yang Papi gue bilang beberapa
hari yang lalu, “Kalau mendapat berita, jangan langsung disebarkan
dan diterima. Tapi pikirkan apakah berita itu benar dan bermanfaat
bagi orang lain, kalau nggak membawa manfaat, ngapain disebarkan?”.
Dari
seruntutan analisis *hahahahahhahahahahahahaha tolong diiyakan saja*,
akhirnya gue memutuskan untuk tidak sering-sering mengupload video
dan postingan yang memancing konflik. Meskipun pada kenyataannya gue
nggak bisa dipisahkan dengan twitter, yep. Gue juga pernah mengalami
salah paham hanya karena tulisan di facebook, akhirnya berlanjut pada
konflik di masyarakat. Untung aja nggak berlanjut ke meja hijau, kan?
Padahal waktu itu gue udah geram
banget ngadepin orang yang sok dewasa tapi kenyataannya childish
abezzz.
Banyak
hal positif yang bisa kita ambil dari film ini, contohnya seperti
tadi.. jangan ‘sembarangan’ mengunggah maupun mengunduh sesuatu
di dunia maya. Dari pengalaman yang sudah-sudah nih ya, sesuatu yang
sudah masuk ke cyber world akan susah hilangnya atau bahkan ada di
sana selama-lamanya. Bisa saja orang canggih mengaktifkan lagi data
ataupun file yang sudah hangus itu dan menggunakannya untuk kegiatan
yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Berteman
melalui jejaring sosial juga boleh, asalkan kawan di real life jangan
sampai hilang. Kan nggak lucu kalau misalnya kawan di facebook,
followers di twitter, blog, ada ribuan tapi kawan bergaul di
masyarakatnya kurang. Kalian nggak mau kan, ketika kalian wafat
nanti.. sepi pengunjung? Semuanya hanya mengucapkan dari status,
“Maaf gue nggak bisa datang, kita beda benua. Semoga kamu diterima
di sisi Tuhan ya,”. Itu
pasti sakit banget, dang gue yakin nggak ada satu pun dari kalian
yang mau seperti itu. Na’udzubillah~~~
Mungkin
cukup segini dulu ya review ‘basi’ yang bisa gue tuliskan, karena
sesungguhnya gue sudah menuliskan sinopsis Don’t Click dari awal
sampai akhir. Tapi karena membosankan, akhirnya gue memutuskan untuk
menulis ini, yang
jauh lebih membosankan.
Terimakasih
untuk yang sudah membaca, semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita
semua.
Ppyong~~~
Sama kyk aku suka park bo young dari nonton a Werewolf boy terus cari film yg diperanin sama bo young dan nntn film ini😂
BalasHapus