Halaman

Selasa, 17 Maret 2015

[REVIEW] Don't Click

Annyonghaseyo readers, pada kesempatan kali ini gue akan kembali menulis tentang sebuah film thiller korea yang menurut gue cukup membuat merinding dan berfikir dua kali untuk tidur larut malam. Yeah. Awalnya gue sudah membuat versi synopsis nya, tapi karena beberapa hal dan menurut gue membosankan, akhirnya gue akan lebih memperhatikan dari sisi penonton, dan pendapat pribadi.
Film kali ini berjudul Don’t Click, ditayangkan di Korea Selatan pada tahun 2013. Film horror-thiller ini adalah salah satu film yang membuat gue ‘cinta’ dengan produksi film horror dari Korea Selatan. Bukan hanya pengemasannya yang memang horror, tetapi juga menyelipkan beberapa pesan-pesan tersirat yang mungkin bisa membuat kita lebih waspada. Ada banyak yang sebenarnya ingin gue tuliskan, tapi alangkah lebih baiknya kalau dimulai dari yang sederhana dulu.

Pemeran utama di film ini adalah Park Boyoung sebagai Se-Hee , Kang Byul sebagai Jeongmi (adik dari Se-Hee), dan Joowon sebagai Joonhyuk (kekasih Sehee yang di PHP). Ngomong-ngomong tentang pemeran filmnya, gue sudah suka duluan sama Park Boyoung sejak main di Werewolf Boy bareng Song Joongki, dan mulai saat itulah gue mulai mencari-cari film apa saja yang sudah pernah dimainkan oleh Boyoung. Alasan gue suka dan ngefans sama Boyoung simpel aja sih, karena dia pendek. Why? Faktanya adalah cewek bertubuh pendek, kecil, langsing itu imut banget dan awet muda. Tahu Yunishara? Nah, itu contoh dari Indonesia.


Nggak afdol kalau gue hanya membeberkan tentang pemain dan blah blah blah hanya pendapat saja, jadi gue akan mencoba spoiler tentang film ini, sekalian promosi ; Awalnya ini berasal dari kebiasaan warga Korea, terlebih remaja Korea yang senang bermain di jejaring sosial. Diantara mereka ada yang mencari uang, menyalurkan hobi, fangirlingan*, dan banyak juga hanya menjadi pelampiasan kejenuhan rutinitas sekolah. Karena faktanya adalah, koneksi internet di Korea Selatan adalah yang paling cepat, 5G!! bayangkan kalau kita download film, butuh berapa detik? Hhh. Jadi, informasi yang beredar melalui internet juga menyebar dengan sangat cepat. Selain itu, kalau mereka memiliki blog atau akun semacam blog daum, dan banyak pengunjungnya, mereka akan mendapatkan uang. Ini nih yang sedang gue cari juga, gimana caranya menyebarkan kebaikan sekaligus dapat uang, hehe.

Jeongmi, remaja puteri yang sedikit ‘bandel’ barusaja mengunggah video tari perut yang membuat pengunjung blog nya bertambah dengan sangat pesat, dan video tersebut menjadi perbincangan banyak orang. Tentu saja semua orang tidak tahu kalau itu Jeongmi, karena dia memakai topeng. Banyak pengguna internet yang menyamarkan namanya, atau tidak mencantumkan identitas asli. Biasanya setelah mengunggah video atau gambar yang luar biasa, akun yang mengunggah akan mendapatkan uang sebagai reward.

Saat Jeongmi sedang mentraktir teman-temannya di café, tiba-tiba salah satu dari mereka membicarakan tentang video kutukan. Video yang katanya apabila sudah melihat video itu harus diselesaikan sampai tuntas, dan katanya (lagi) berisi video bunuh diri yang dilakukan beberapa waktu yang lalu. Sayangnya, karena dianggap meresahkan masyarakat, pengguna blog itu dinonaktifkan dan video itu dihapus dari internet.




Lalu Jeongmi mengingat-ingat kalau Joonhyuk bekerja disebuah lembaga pengawasan jaringan internet di Korea Selatan, dan Jeongmi berniat untuk membujuk Joonhyuk mencarikan video tersebut, pasalnya melalui cara khusus, situs yang sudah dihapus dapat dibuka kembali. Awalnya ia menolak karena melanggar pekerjaan, namun akhirnya menyerah dan mencoba men-copy video tersebut dari internet.

Oiya gue lupa menuliskan bahwa di Korea Selatan, em bukan hanya di Korea Selatan saja sih sebenarnya, sudah banyak Negara-negara yang memasang CCTV (Closed Circuit Television ) di tempat-tempat umum, seperti stasiun, mall, gang-gang sepi, jalan tol, sekolah, kantor. Pokoknya CCTV biasa digunakan untuk mengantisipasi terjadinya kejadian yang tidak dinginkan, contohnya saat terjadi kasus tabrak lari, dan tidak bisa dilacak siapa pelakunya, biasanya CCTV yang berperan penting, atau untuk mengungkap kasus pencurian ><.

Tapi sayangnya, CCTV kadang dijadikan main-main. Misalnya seperti yang terjadi paada Sehee yang mendapati dirinya diteror oleh seseorang melalui pesan singkat. Peneror bisa tahu bagaimana keadaan Sehee dan apa yang sedang ia lakukan, yang paling parah adalah saat peneror itu mengatakan tentang tahi lalat yang ada di perutnya. Dengan penuh emosi ia berlari ke ruang ganti karyawan –dia adalah seorang sales di toko berlian-. Alangkah terkejutnya Sehee ternyata di dalam ruang ganti tersebut terdapat cctv. Saat dia melapor pada manager, bukan solusi yang ia dapat malah beradu argumen, akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya.

Kembali ke Jeongmi yang sudah menerima video kutukan dari Joonhyuk dan mulai menontonnya. Video itu berisi tentang seorang gadis yang membuat boneka santet dari kuku, darah, rambut (ya kalian tahu kan gimana cara bikin boneka santet ?). Kemudian dilanjutkan dengan video-video lainnya, anehnya dalam flasdisk itu hanya ada satu file, tapi cerita dalam video itu berubah-ubah. Dan orang yang melihat video itu benar-benar harus tuntas!

Singkat cerita Jeongmi semacam kerasukan, lalu mulai membagi video itu pada rekan-rekannya di situsnya. Banyak yang mau membayar mahal. Namun, banyak hal aneh terjadi. Secara tidak sengaja, tersebar video Jeongmi yang sedang menari perut tanpa topeng. Akhirnya seluruh sekolah tahu dan banyak orang yang mengutuk dirinya. Meskipun Jeongmi sudah mengatakan, “Itu bukan aku!” namun yang mereka tahu hanyalah fakta yang ada. Itu lah manusia. Kemudian Sehee yang ingin mengembalikan adiknya seperti semula mencari tahu kisah video kutukan itu, dan menemukan kenyataan yang sangat pahit.

Sampai situ saja ya spoiler nya? Gue mau kalian tonton sendiri, dan rasakan sensasi mendebarkan. HAHA, maa fini berlebihan dan mungkin banyak dari kalian yang akan menghujat gue karena sok sok misterius. Memang gue sok misterius, dan kenyataannya memang begitu.

Seperti yang gue bilang tadi, bahwasannya film korea selalu menyiratkan sebuah pesan bagi para penontonnya. Setelah gue melihat film ini, gue merasa harus berhati-hati untuk mengunggah sesuatu ke internet. Entah itu foto, video, atau hanya sebuah tulisan seperti ini. Karena sedikit saja kita mengunggah hal-hal yang tidak baik dan menyinggung orang lain, itu bisa berdampak sangat buruk bagi kita sendiri. Apalagi sekarang di Indonesia ada undang-undang ITE, meskipun itu sedikit membatasi kita untuk mengeluarkan aspirasi, tapi ada bagusnya juga. Orang akan lebih berfikir untuk mengomentari suatu hal, dan membayangkan dampak yang akan ditimbulkan. Mungkin bagi kalian itu hanya main-main, dan bercanda, tapi yang sepele seperti itu malah bisa memicu masalah yang lebih besar dan complicated.

Orang yang melakukan bullying melalui internet, jejaring sosial juga menimbulkan imbas yang sangat buruk bagi korban. Selain susah dilacak juga karena apa yang mereka sebarkan, belum tentu benar adanya. Kuncinya sih ada pada diri sendiri, kalau menerima berita, kabar, jangan diterima mentah-mentah. Seperti yang Papi gue bilang beberapa hari yang lalu, “Kalau mendapat berita, jangan langsung disebarkan dan diterima. Tapi pikirkan apakah berita itu benar dan bermanfaat bagi orang lain, kalau nggak membawa manfaat, ngapain disebarkan?”.

Dari seruntutan analisis *hahahahahhahahahahahahaha tolong diiyakan saja*, akhirnya gue memutuskan untuk tidak sering-sering mengupload video dan postingan yang memancing konflik. Meskipun pada kenyataannya gue nggak bisa dipisahkan dengan twitter, yep. Gue juga pernah mengalami salah paham hanya karena tulisan di facebook, akhirnya berlanjut pada konflik di masyarakat. Untung aja nggak berlanjut ke meja hijau, kan? Padahal waktu itu gue udah geram banget ngadepin orang yang sok dewasa tapi kenyataannya childish abezzz.

Banyak hal positif yang bisa kita ambil dari film ini, contohnya seperti tadi.. jangan ‘sembarangan’ mengunggah maupun mengunduh sesuatu di dunia maya. Dari pengalaman yang sudah-sudah nih ya, sesuatu yang sudah masuk ke cyber world akan susah hilangnya atau bahkan ada di sana selama-lamanya. Bisa saja orang canggih mengaktifkan lagi data ataupun file yang sudah hangus itu dan menggunakannya untuk kegiatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Berteman melalui jejaring sosial juga boleh, asalkan kawan di real life jangan sampai hilang. Kan nggak lucu kalau misalnya kawan di facebook, followers di twitter, blog, ada ribuan tapi kawan bergaul di masyarakatnya kurang. Kalian nggak mau kan, ketika kalian wafat nanti.. sepi pengunjung? Semuanya hanya mengucapkan dari status, “Maaf gue nggak bisa datang, kita beda benua. Semoga kamu diterima di sisi Tuhan ya,”. Itu pasti sakit banget, dang gue yakin nggak ada satu pun dari kalian yang mau seperti itu. Na’udzubillah~~~

Mungkin cukup segini dulu ya review ‘basi’ yang bisa gue tuliskan, karena sesungguhnya gue sudah menuliskan sinopsis Don’t Click dari awal sampai akhir. Tapi karena membosankan, akhirnya gue memutuskan untuk menulis ini, yang jauh lebih membosankan.

Terimakasih untuk yang sudah membaca, semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.

Ppyong~~~


1 komentar:

  1. Sama kyk aku suka park bo young dari nonton a Werewolf boy terus cari film yg diperanin sama bo young dan nntn film ini😂

    BalasHapus

TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO

Diagnosa yang terlalu dini, Alzeimer?

Hi guys~ Selamat datang kembali ke blog amatir ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk bergabung dengan gue disini, menuli...