Kamu Impostor ya?

Punya teman atau saudara yang berkepala batu (bukan arti yang sesungguhnya) adalah cobaan yang memakan banyak space di hati dan pikiran. Untuk berusaha mengalah dan memahami apa yang mereka mau, walaupun kebanyakan pasti berlawanan dari pendapat dan kemauan kita. Paling terasa kalau berdebat tantang hal yang ngawang atau yang tidak memakai teori, tentang perasaan misalnya. 

Sekarang gua sering banget menemukan orang-orang dengan kepala batu tapi aneh. Begini ilustrasinya:

Kami hendak melakukan foto perseksi di kantor. Lalu muncul lah ide/pembahasan yang selalu menjadi hambatan. Dress code. Entah orang-orang di tempat ini selalu saja ngeyel kalau ditentukan dress code. Misalnya ketika ada acara kantor yang mengharuskan memakai dress code, mereka selalu akan begini.. "Yah warna ungu. Gua nggak punya warna ungu nih, boleh warna abu-abu nggak?" atau "Gua nggak usah dateng ya, soalnya gak punya baju warna ungu." atau.. "Gua punya nya warna item, kalo nggak boleh warna item gua nggak usah dateng aja."

Itu namanya Anda menjadi duri.

Duri yang menganggu ditengah nasi putih yang hangat.

Lalu ketika dibuka sesi untuk mengusulkan tema/warna pasti, dan pasti akan terjadi keblunderan. Entah itu karena ada satu yang gembel tidak punya baju, nggak punya kaos, warna bajunya item semua, boleh nggak pakai jaket, dan lain sebagainya yang bikin mumet. 

Kata gua sih kalau benar-benar mau dan niat kompakan ya yang nggak ada, diada-adain. Namanya juga kompak. Jangan di depan bilang iya tapi pas hari H datang pakai baju/celana kotak-kotak padahal janjian pakai baju hitam dan celana jeans. Oh jadi begini impostor di dunia nyata. 

Dah lah! I'm out!

Punya pendirian dan tekad yang bulat itu bagus. Artinya kalian nggak sulit untuk digoyahkan. Namun, yang namanya hidup bersama dalam satu kelompok kan alangkah lebih baik jika bisa bersinergi. Bukan kah itu yang selama ini diserukan? Aneh kalau hal sepele begini saja "terlihat" tidak nyambung satu sama lain. 

Wes lah! Aku minggat!