Pertengahan bulan Maret menjadi hari-hari yang berat buatku dan mungkin beberapa teman-teman yang memiliki nasib yang sama. Bekerja pada instansi pemerintah yang mewajibkan semua pegawainya berada dalam kontrak 'sedia ditempatkan dimana saja'. Waktu itu aku sedang asik-asiknya menikmati waktu bersama kawan-kawan training di Samarinda. Baru tiga bulan kami 'kerasan' eh tau-tau ada pengumuman di tengah malam jumat itu, pengumuman penempatan.
Kaget? Enggak juga sih. Karena pada dasarnya aku sudah sedia dengan keputusan atau SK apapun yang diterima. Mau dimana saja karena aku sudah menandatangani kontrak keramat itu, mau tidak mau, siap tidak siap, semua yang tertulis di pengumuman itu harus dijalani. Toh masih Indonesia, begitu katanya. Meskipun agak iri juga mendengar kawan-kawan satu sekolah dulu yang mendapatkan penempatan di pulau Jawa. Tapi merantau.. why not?
Adalah Fira teman sekostku yang menggedor-gedor kamarku di pagi buta sambil menangis. Aku sih nggak nangis, karena sejak semalam aku sudah tahu. Kebetulan aku begadang nonton drama waktu itu. Orang tuaku juga menerima dengan lapang dada. Aku juga langsung mengirimkan lokasi kantor baru pada keluarga di rumah. Supaya mereka tidak bingung, kok tadinya di Kalimantan sekarang udah di Sumatera aja.