Halaman

Rabu, 09 Mei 2018

Latsar Pamentas - Our Step

Bangun jam empat pagi. Bersiap-siap ke masjid. Senam pagi. Apel pagi. Pembersihan (mandi). Makan pagi. Masuk kelas. Belajar. Belajar Belajar. Belajar. Makan snack. Belajar lagi. Belajar lagi. Belajar lagi. Makan siang. Lagi lagi belajar. Lagi lagi belajar. Presentasi. Diskusi. Makan snack. Kembali ke barak. Ambil laundry. Pembersihan. Makan malam. Kumpul di titik kumpul. Siap-siap ditindak. Kadang ditindak kadang enggak. Apel malam. Makan snack malam. Istirahat. Begitu terus selama lima minggu

Bagaimana? Apa kalian mulai berpikir bahwa rutinitas ini membosankan? Iya. Awalnya memang iya. Tapi lama- lama itu menjadi kebiasaan. "Emangnya kamu nggak bosan Sal?". Ya bosan sih tapi kalau kata orang-orang sih ya, dijalani aja gitu. Pasti akan jenuh pasti akan ada saat dimana pengajar di depan kelas itu hanya sebagai pajangan. Iya. Tapi dengan teman-teman dan suasana kelas yang begitu asik, ya bisa lah mengurangi rasa suntuk yang datang, ye kan?

Ceritain lagi dong!

Selasa, 08 Mei 2018

Latsar Pamentas - Begin

They all my friends from G class. They're so bright just like the sunshine. Find me!
Setelah mendapatkan SK penempatan, salah satu syarat untuk menjadi pegawai resmi adalah mengikuti diklat pelatihan dasar (latsar) dan lulus. Jangan cuma ikut tapi juga harus lulus. Jadi ada berapa diklat sih di kemenkeu itu? Banyak. Banyak sayang. Tapi yang wajib untuk menjadi pegawai ada tiga sih kalau di DJP. Latsar, DTU, dan DTSD. Itu semua dilakukan di luar kantor (yaiyalah). Semua temanku sudah mendapatkan panggilan diklat di gelombang satu dan dua sementara aku mendapat panggilan pas setelah pengumuman penempatan keluar. Jadi baru seminggu kami ada di kantor baru, istilahnya belum sempat kami beradaptasi, eh sudah pergi lah kami diklat selama lima minggu. Gila ya, lama sekali.

"Nikmatin aja dek, anggap itu sebagai liburan." Liburan gundulmu! Begitu aku pikir awalnya. Karena kebetulan aku mendapat lokasi latsar di Jakarta dan dari kabar yang berhembus latsar di pusat itu tantangannya lebih besar daripada latsar di daerah (balai diklat). Pikiran pertama yang muncul dalam kepalaku adalah mengenai kegiatan fisiknya. Kabar burung itu memang kadang lebih dahsyat efeknya daripada pengumuman resmi.

Senin, 07 Mei 2018

Kisah Penempatan Pertama

Pertengahan bulan Maret menjadi hari-hari yang berat buatku dan mungkin beberapa teman-teman yang memiliki nasib yang sama. Bekerja pada instansi pemerintah yang mewajibkan semua pegawainya berada dalam kontrak 'sedia ditempatkan dimana saja'. Waktu itu aku sedang asik-asiknya menikmati waktu bersama kawan-kawan training di Samarinda. Baru tiga bulan kami 'kerasan' eh tau-tau ada pengumuman di tengah malam jumat itu, pengumuman penempatan.

Kaget? Enggak juga sih. Karena pada dasarnya aku sudah sedia dengan keputusan atau SK apapun yang diterima. Mau dimana saja karena aku sudah menandatangani kontrak keramat itu, mau tidak mau, siap tidak siap, semua yang tertulis di pengumuman itu harus dijalani. Toh masih Indonesia, begitu katanya. Meskipun agak iri juga mendengar kawan-kawan satu sekolah dulu yang mendapatkan penempatan di pulau Jawa. Tapi merantau.. why not?

Adalah Fira teman sekostku yang menggedor-gedor kamarku di pagi buta sambil menangis. Aku sih nggak nangis, karena sejak semalam aku sudah tahu. Kebetulan aku begadang nonton drama waktu itu. Orang tuaku juga menerima dengan lapang dada. Aku juga langsung mengirimkan lokasi kantor baru pada keluarga di rumah. Supaya mereka tidak bingung, kok tadinya di Kalimantan sekarang udah di Sumatera aja.

Diagnosa yang terlalu dini, Alzeimer?

Hi guys~ Selamat datang kembali ke blog amatir ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk bergabung dengan gue disini, menuli...