Annyeong haseyo. Hai!
Udah H-10 aja nih. Ha ha ha ha.
Gimana keadaan lo Sal? Baik sih
alhamdulillah semoga nanti di waktu hari H nya gue juga sehat wal afiat ya. Deg-degan
gak lo sal? Iya lah. Nggak perlu ditanya lagi kalau gue biasanya kalau deg
degan gitu pasti kebelet ke belakang alias ke toilet. Entah karena kandung
kemih tiba-tiba mempercepat sirkulasi pengeluaran airnya, atau perut yang
tiba-tiba mules kemudian ingin mengeluarkan kotorannya. Mungkin kalau gue ke
kamar mandi, semua grogi dan nervous gue ikut kebuang bersama kotoran-kotoran
dalam tubuh ini. Ehehe
UN SMA ini akan menambah list ‘The
First Time in My Life’ gue deh. Iya, karena besok gue UN nya menggunakan CBT (computer based test). Walaupun beberapa
guru mengatakan kalau UN menggunakan sistem ini cenderung lebih gampang tetap
saja gue agak canggung dengan CBT. Bukan karena gue gaptek dan khawatir
komputernya mati ditengah-tengah mengerjakan, bukan itu. Gue sudah
mempercayakan hal itu kepada pak Paul hehe. No worry. Yang membuat gue cemas
justru timer yang ada di pojok laman
soal. Untuk pelajaran sosiologi, bahasa indonesia, geografi, dan bahasa inggris
itu gak akan menjadi masalah besar. Tapi disaat matematika dan ekonomi.. ta-da!
Gue tertekan seperti sedang mengerjakan sesuatu tapi ada timer bom, dan kalau
waktunya habis, bom nya meledak. DUEER!!
Enggak sih, ini lebih ke psikis
aja. Soalnya pas kemarin gue nyoba CBT ngerjain matematika, itu gue ada yang satu
nomor mengerjakannya 15 menit sendiri, huhu. Dan lagi, gak enaknya CBT itu kita
gak bisa ngorek-ngorek lembar soal.
Padahal gue ini gak pernah kertas soal ujiannya bersih dari coretan itu
mustahil. Entah itu orek-orek rumus, lingkaran jawaban, atau gambar-gambar gak
jelas. Sorry gue emang orangnya gitu, kalo bosen sukanya gambar-gambar atau
nulis-nulis apa yang gue pikirkan waktu itu. Adek gue aja –yang meminjam buku
kelas 10 gue- bilang, “Huh, gak suka pakai bukunya mbak Salma.. soal-soalnya
sih emang bersih belum dikerjain tapi banyak gambar-gambarnya, coret-coret,
sama apa nih.. kucing kok digambar jadi macan?”. Dia minjem buku biologi gue. Ciye yang pernah ngerasain pelajaran anak
IPA.
Oiya satu lagi yang mau gue
ceritain..
Jadi karena ini tinggal
menghitung hari menuju UN, ada program dari pemerintah Kabupaten Bantul untuk
siswa-siswa kelas 12 yang ada di 60 besar peringkat try out pemda. Mereka
diseleksi lagi dan akan diambil 30 siswa yang kemudian di-training untuk mendapatkan nilai tertinggi UN, harapannya sih
begitu. Dari 27 anak yang ada di kelas gue, 16 orang ikut bimbingan itu. Well, bisa kalian bayangkan bagaimana
sepi dan sunyinya kelas. Agak menyenangkan sih sebenarnya. Karena gue sebagai
tipe orang yang gak bisa konsentrasi di tempat ramai, suasana sangat kondusif
ini benar-benar membantu. Untuk lima hari yang akan datang, kelas kami hanya
akan diisi oleh 11 orang saja. Gue menyebutnya sebagai ‘Sekolah Rasa Bimbel’.
Inilah suasana kelas waktu pelajaran matematika. Gue yang paling pojok kiri. (taken by TIkha) |
Ini sekolah apa bimbel ya |
Selain itu, untuk anak-anak yang
nilainnya dianggap kurang akan diberikan Klinik (sebenrnya gue gak tahu ini
Klinik atau Klinis tapi tulisan di daftar hadirnya ‘klinik’ tapi banyak yang
ngomong ‘klinis’ kan gue jadi bingung) semacam bimbingan intensif. Wow. Dari
enam mapel yang diujikan, gue ikut lima mapel. HAHAH. Bego banget ya gue. Gapapa. Keep smile. Alhamdulillah ya,
gue mengambil positif nya aja. Gue ikuti semua klinik dan alhamdulillah sangat
terbantu. Gomawo saem!
Minggu-minggu ini gue juga sibuk
mengurusi rapor sekolah yang bener-bener membingungkan. Kami yang korban K13
merasakan lelahnya mencari Pak Udin untuk konfirmasi nilai dan macam-macam.
Minggu ini rapor gue harus selesai dilegalisir, tapi.. ah ya gitu deh. Kalau
Tuhan menghendaki, pasti dimudahkan kok. Bismillah saja, niati betul. Niat gue
sih membahagiakan orangtua terutama Ummi sih, gue terlalu sering bikin Ummi
ngelus dada. BISMILLAH!
ALLAHU AKBAR!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO