Halaman

Rabu, 24 Oktober 2012

Dearest my BFF

Dearest my special friends..
 
Malam ini indah sekali. Kau bisa lihat? Malam ini aku berdiri disini sendirian, menatap kosong dan sesekali mengingat kenangan kita. Kenangan dimana pertama kali aku bertemu denganmu, pertama kali aku akrab denganmu dan kini, aku juga mulai mengingat bagaimana aku mulai jauh darimu. Aku selalu duduk disini, menatapku dari jauh, dan tertawa sndiri jika aku kembali mengingat kenangan kita, kita bersama.

Jauh. Jauh sekali sekarang. Aku pikir, aku bisa memahamimu lebih lama, dan aku juga bisa menjagamu lebih lama. Menyayangimu, dan membagi kisahku denganmu. Bergandengan tangan. Kapan kita terakhir kali melakukan hal itu? Kapan kau tersenyum padaku. Bukan senyum itu, tapi senyum yang tulus dari hatimu.

Dulu, kita selalu bersama, dengan atau tanpa mereka. Dulu, aku selalu tertawa atau bahkan menjadi bahan tawaanmu. Aku bahagia membuatmu tertawa. Apapun yang kau lakukan. Menyinggungku pun, aku tidak pernah marah. Karena, aku memang sayang padamu. ^^


Kita, adalah dua insan yang berbeda. Dari latar belakang yang berbeda, dari sifat yang berbeda, wajah kita juga berbeda. Tapi kenapa dulu kita bisa selalu bersama? Oh, aku tahu, karena memang kita sudah ditakdirkan bersama? Atau memang Tuhan sudah menuliskan namamu dalam catatan hidupku? Aku bahagia saat itu, aku selalu membayangkan kejadian hari esok yang mungkin akan sangat seru dari hari ini. Aku selalu menyediakan tempat duduk disebelahku jika kau datang terlambat. Dan kau terkadang sudah duduk dengan orang lain jika aku datang terlambat. Aku tidak marah. Hanya kesepian.

Kau, adalah orang yang sangat berharga bagiku. Yang membuat hari-hariku disekolah jadi menyenangkan, dan menghapuskan rasa bosanku disaat aku sedang malas. Kau, teman yang istimewa. Bukan hanya dulu, tapi sampai saat ini. Terimakasih.

Kupikir, kita akan selalu bersama. Akan selalu melempar senyum dan canda tawa. Tapi, mungkin aku salah. Kau dan aku memang sangat berbeda. Walau banyak hal yang sudah aku lakukan bersama denganmu, kau mungkin lupa. Mungkin kau lupa bagiamana aku selalu ada disampingmu, selalu membelai punggungmu jika orang lain melemparmu. Aku juga selalu berusaha menjaga setiap isi hatimu yang sengaja kau ungkapkan padaku.

Cobaan yang selalu datang, kupikir dulu adalah tanda dari persahabatan kita, tentang kasih sayang kita, tentang cerita kita. Haha, mungkin aku terlalu menghayal atau memang aku hanya bocah yang  terlalu banyak nonton film animasi, tapi aku pernah membayangkanmu menjadi seorang putrid, dan aku menjadi pangerannya, lalu kita bersama melewati padang rumput yang tumbuh menghijau. Lalu aku ingat, bagaimana kau memukulku dengan tanganmu saat aku ceritakan hal itu. Kau bilang, ‘Kamu cewek kan Sal?’. Dan kujawab dengan tawa, ‘iya, aku tahu. Cuman bercanda, tenang aja’ lalu aku terkekeh-kekeh dibelakangnya. Indah sekali ^^

Sering, aku menuliskan namamu dan namaku di buku catatanku.. SALMA & _____ BEST FRIEND FOREVER. Saat pelajaran IPS, aku juga selalu memandangi tulisan itu. Selalu, dan kini tulisan itu masih ada, terselip diantara catatan buku-buku-ku.

Banyak orang yang membencimu saat itu. Entah karena gossip apa, tapi dari ceritamu padaku, aku tahu kau sangat sakit dan aku, juga merasakan itu. Kadang disela ceritamu, ada setetes airmata yang kau luluhkan dipipimu, ingin kuusap, tapi kau sudah mengusapnya duluan. ^^ Kawan, kau dulu begitu membuatku mengerti bagaimana rasanya menjadi ‘teman’.

Terimakasih. Kau, dulu mau menjadi tempat dimana Ibu dan Ayahku sedang mengucilkan aku. Kau mendengarkan aku, walau hanya lewat SMS. Dan aku ingat, kau memberikan kata-kata mutiara padaku sebgai ganti kegelisahan hatiku. Terimakasih, berkatmu aku tidak jadi bunuh diri. ^_^ Aku juga tidak jadi kabur. Berkatmu, aku juga jadi lebih menyayangi Orang tuaku sekarang.

Lalu, dtang dimana kau mengenalnya, seseorang yang mungkin mengubah semuanya. Aku tahu, kau mulai menyukai orang kan? Anak kelas sebelah? Aku tahu, karena sering secara tidak sadar, aku memperhatikan tatapan matamu yang mencari-nya diantara anak laki-laki yang berjalan bergerombol. ‘Akan kah aku kehilanganmu?’. Itu yang terbisik dihatiku.

Banyak sekali kenangan yang tidak bisa dilupakan dalam sekejab mata. Banyak yang masih ingin aku lakukan denganmu, mengingat aku tidak tahu kapan Tuhan memanggilku. Atau, kapan Tuhan memanggilmu. Aku akan menjadi orang pertama yang mengunjungi pemakamanmu. Tenang saja.. ^_^

Sedih. Hanya itu yang aku rasakan. Kini, kau mungkin bosan, lelah, dan ingin manjauhiku. Oh, bukan. Kau bukan ingin menjauhiku, tapi kondisi ini yang membuat kita jauh, begitu? Kau tidak benar-benar menguburku dalam sampah kehidupanmu kan? Kalaupun kau kubur aku, nanti saja ya kalau ruh-ku sudah pergi menemui Tuhan. Dan simpan aku dalam hatimu saja, sampa mati.

KAlau kau tahu bagaimana aku sekarang, aku membutuhkanmu lagi kawan, aku menginginkanmu ada lagi disisiku. Aku kangen kamu, aku pingin tertawa lagi, aku ingin bergandengan tangan lagi. Aku ingin bersamamu lagi. Kita pernah berjanji, ‘Hanya maut yang memisahkan kita’, tapi apa iya?

Masih terekam jelas, semua kenangan kita, semua impian kita. Aku tidak akan menguburnya, aku tidak akan membuangnya, aku tidak akan menghapusnya. Sebelum kau yang menyuruhku langsung. Kau tahu, aku sangat menyayangimu, dengan atau tanpamu aku akan selalu mengingat indahnya persahabatan.

Genggaman tanganmu, bahkan masih terasa sampai sekarang. Pelukanmu, masih kukenang sampai detik ini, aku sulit melupakan itu. Bagiku, itu adalah ingatan permanen. Bahkan aku lupa semua keburukanmu, aku selalu mengingat kebaikan dan ketulusanmu. Apa kau juga? Aku tidak tahu.

Seandainya, kau sangat membenciku kini, jangan benci ‘kenangan kita’. Kalau kau ingin memukulku, menamparku, atau bahkan membunuhku, aku rela, jika memang membuatmu merasa puas. Aku selalu mengatakan hal baik tentangmu, tapi aku tidak tahu bagaimana aku dimatamu.

Aku selalu mengibaratkan dirimu sebagai ‘kupu-kupu’, karena dia dulunya jelek, tapi sekarang kau cantik, kau bersinar lebih dari aku. ^_^ Sebenarnya, masih banyak yang ingin aku katakana, tuliskan dan ungkapkan. Tapi terlalu sulit. Aku terlalu menyayangimu, itu sebabnya aku sulit untuk bicara lewat sebuah bahasa, lebih baik aku menggenggam tanganmu dan memelukmu sebelum aku tidak sempat lagi.

Kuharap, Tuhan selalu menjagamu, memberikan jalan yang terbaik untukmu. Kau menjadi wanita yang sholihah dan disayang orang-orang disekitarmu, sukses menggapai impian. Dan untukku sendiri, semoga aku masih bisa melihatmu tersenyum.

Ingin sekali, kugenggam tanganmu, tapi rasanya kaku, aku takut kau melemparkannya. ^_^ Jika surat ini terlalu panjang, maaf. Ini masih sebagian kecil dari semua cerita, kenangan, harapanku denganmu. Maaf. Kalau aku tidak sempat, mungkin Tuhan mengijinkan kita bertemu diakhirat nanti. Akan aku tunggu kau, sampai kau datang, dan kita akan abadai di Surga sana. Dadah.. sampai ketemu lagi.

Aku sayang kamu, karena  itu aku menjadikanmu sahabat terbaikku. Terimakasih untuk hari-harimu, waktumu, dan hatimu buatku. Terimasih, aku bukan apa-apa tanpamu, I Love you friend. I’ll remember you, for a long times.

Sahabatmu, Salma Luthfiana Aqila.


*untuk semua teman-temanku, yang aku sayangi*

Yogyakarta, 23 Juli 2012 ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO

Diagnosa yang terlalu dini, Alzeimer?

Hi guys~ Selamat datang kembali ke blog amatir ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk bergabung dengan gue disini, menuli...