Hello
everyone! Sok inggris gak apa-apa lah ya namanya juga baru belajar sepatah dua
patah (kaki gue patah) hehey. Oke, di postingan kali ini gue mau bercerita aja
sih. Kembali bercerita, dengan alasan yang kembali diulang-ulang juga. Karen
ague ingin berbagi pengalaman. Selama dua minggu lebih gue libur, gue lebih
banyak menghabiskan liburan dengan obat-obatan dan peralatan medis. Why?
Oke.
Jadi, kemarin sore gue barusan dari dokter THT. Gue mengeluh pendengaran gue
tidak lagi berfungsi di telinga sebelah kanan. Rasanya nyut-nyutan, atau lebih
seperti dikorekin pake kuku kuntilanak. Sakit banget! Semaleman gue gak bisa
tidur. Baru jam 03.00 AM gue bisa memejamkan mata. Rasa sakitnya mungkin gak
bisa digambarkan dngan kata-kata. Gue udah muter-muter kasur, jedotin kepala ke
kasur, pukul-pukul kepala juga. Tapi sakitnya gak bisa hilang bahkan semakin
menjadi.
Gue
sadar sih guys, bahwasannya rasa sakit yang amat sangat ini (ceeeileeeeh)
berasal dari lender yang masuk ke saluran Eustacius.
Dan menyebabkan telinga bagian tengah punya gue sakit teramat sangat.
Euuuh. Akhirnya, setelah memaksa Emak untuk mengantarkan gue ke rumah sakit,
gue diperiksa oleh dokter. Namanya Dokter Adnan Abdullah. Wajahnya hitam, mirip
sama orang india (hehehehe). Dan mulailah gue mengeluh ini-itu, kemudian dokter
Adnan memberikan eksplanasi nya.
Seperti
yang sudah gue ketahui sebelumnya, kalau telinga gue akhirnya radang. Dan
radang itu yang menyebabkan rasa sakit tak tertahankan. (Dokter Adnan ngerti
apa yang gue rasakan). Apalagi sebelum itu, gue habis naik gunung bareng
keluarga untuk camping. Kata
dokternya sih diperparah dengan naik gunung.
Jadi
posisi itu, gue memang sedang sakit batuk, pilek, dan belekan (produksi tai mata berlebih). Semuanya mengeluarkan lendir.
Menjijikkan banget kan ya gue? Setelah bla-bla-bla segala ungkapan diberikan
oleh dokter Adnan, Beliau mulai menasehati. “Mbak, saya rasa anda ini memang
memiliki alergi terhadap pemanis, dingin, dan gorengan. Jadi kalau bisa, jangan
makan itu semua dulu. Atau nanti sakitnya semakin parah,”. Es krim, dok? “Sama
saja, es krim, es oyen, es batu, air dingin, air hujan.. *eh* pokoknya semua
nya yang DINGIN mohon jangan dikonsumsi dulu. Ya kalau mbak Salma masih sayang
sama tubuh anda”. STUCK.
Disini
lah gue mulai yang namanya perjuangan melawan hawa nafsu. Karena, kalau lo
tanya makanan kesukaan gue. Dengan sangat
prcaya diri, gue akan jawab ICE CREAM! Minuman kesukaan? ICE CREAM. Camilan
favorit? Krupuk pedas dan ICE CREAM. Gue gak bisa jauh sama yang namanya ice
cream (es krim). Faktanya, es (tidak hanya ice cream) adalah faktor obesitas
yang paling sering dijumpai oleh pakar kesehatan. Karena apa? Es itu sifatnya beku,
otomatis lemak yang ada didalam tubuh juga akan ikut membeku kalau kita sering
makan es.
Apalagi, kalau habis makan bakso. Rasanya enak banget
makan yang dingin-dingin. Padahal, ya itu tadi gue udah bilang, kalau es adalah
penyebab obesitas paling besar setelah kolestrol. HAHAHAHA. Kenapa gue ketawa?
Karena setelah sekian lama, gue baru sadar kalau penyebab badan gue gak bisa
proporsional adalah ICE CREAM. Woles aja sih.
Mungkin, rasa cinta terhadap es ini udah berubah jadi
kecanduan. Panas dikit maunya yang dingin alias Es. Harus kah gue pergi ke
kutub untuk memuaskan nafsu gue? ENGGAK. Karena gue gak tahu cara kesana naik
apaan, dan gue juga takut kalau pipis gue jadi beku *bisa gak sih sebenernya?*.
Lagipula es di kutub sekarang udah mulai mencair karena pemanasan global, kan?
Oh, atau gue harus dihipnotis supaya gue bisa bener-bener
menghindari yang namanya ES? Kan lagi tren tuhh dihipnotis.
“Lihat tangan kamu, lihat titik fokus disana.. Lihat..
amati.. lebih lama.. semakin sempit.. konsentrasi.. PLAK!”. Kepala gue ditepok
pake batako. “Tidur semakin dalam.. semakin lelap.. semakin dalam.. memasuki
alam bawah sadar kamu lima kilometer dibawah otak.. semakin lelap..”. Mungkin
gue akan tenggelam didalam alam bawah sadar gue sendiri dan mati.
“Bayangkan kalau es adalah lahar yang memanas! Yang jika
kamu menyentuhkan lidah mu, maka lidahmu akan lenyap! Hangus! Seperti wajah
Jongin. Es tidak lagi berwarna indah dan menggugah selera, tapi ice cream sudah
berubah menjadi gundukan tahi yang baunya sangat menyengat hingga radius 100
KM...blablablabla,”. Dan ketika bangun tiba-tiba gue lupa asal-usul gue.
“Saya yakin saya puteri kerajaan yang ditukar!!”.
Absurd? Memang. Kadang, keinginan itu bersinggungan
dengan kebutuhan. Keinginan yang hanya didasari oleh NAFSU, pasion *hazemeleh* muncul lebih kuat
dibandingkan dengan sesuatu yang lebih penting. Lebih urgent *saoloh*, dan harus didahulukan. Gue sadar, kalau makan es
menyebabkan gue masuk rumah sakit, sesek nafas, batuk, dan kedinginan. Tapi,
karena gue SUKA dan INGIN jadi segala dampak negatif itu semacam
ter-anaktirikan (bahasa apa sih). Gak digubris lagi, dan dilalaikan gitu aja. Tahu-tahu,
tepar di rumah sakit.
Intinya adalah, pikirkan baik-baik keputusan disetiap langkah kaki mu. Jangan hanya melihat di satu langkah kedepan, tapi lihatlah JAUUUUUUUHH beberapa langkah untuk memastikan keputusan itu sudah diambil dengan bijak. ^^ #SUBHANALLAH #SAWER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO