Halaman

Rabu, 24 Maret 2021

Selamat Jalan Bisma..

Orang-orang pasti bingung kalau aku bilang "Tunggu ya aku ambil Bisma di parkiran dulu." Pasti pada bertanya "Bisma siapa Sal?" Lalu aku harus menjelaskan agak panjang bagaimana nama Bisma itu melekat di motor kami. Iya kami -aku dan Tata. Bisa dibilang Bisma adalah motor pertama kami, motor yang diberi secara cuma-cuma oleh senior karena janjinya jika beneran mutasi ke homebase

Well, ketika pengumuman mutasi itu keluar, dia senang, kami pun juga senang. Kami nggak perlu  lagi nyewa motor yang harganya lumayan mahal itu. Nggak perlu lagi kami harus susah naik angkot ke kantor. Setidaknya walau nggak prima seperti motor lainnya, Bisma sudah menemani kami berkeliling kota Tanjungpinang. Ke laundry, ke tempat pembuangan sampis, ke bintan 21, ke TCC, ke Mall malam-malam pulang naik Bisma habis nonton film. Kenangan yang banyak.

Bisma adalah motor merek smash, itu lah kenapa aku menyebutnya Bisma, nama member SM*SH favoritku. Ya Biar kece lah! Plat nomornya sudah lama mati, untuk menghidupkan nya kembali harus dua kali memperpanjang plat, itu pun masih belum hidup. Entah berapa denda yang harus dibayar. Kami heran kenapa pemilik sebelumnya nggak merawat Bisma secara baik lahir dan batin. Kalau dikategorikan, mungkin Bisma adalah motor bebek bobrok yang siap dilebur jadi besi bekas dan spare part nya dijual kiloan.

Banyak kejadian yang kami alami. Mulai dari patah pijakan giginya -mungkin karena terlalu kuat pijakanku, ban bocor, rem blong, jatuh di dronjongan bakso hoki, ngepot di aspal, sampai ngerepotin orang sekampung karena nggak paham gimana cara mengatasi motor yang eror dan ngga bisa dimaju-mundurin. Kalau dipikir-pikir sih banyak banget momen berharga bersama Bisma. Tapi pada akhirnya karena kebutuhan, keperluan, dan mungkin gaya hidup, akhirnya aku mengganti Bisma.

Agak berat ya, tapi kalau dipikir untuk apa? Menuh-menuhin rumah, kalau nggak dipakai, siapa tau kan bisa dipakai orang lain. Sebetulnya bisa dipakai sama Fafa, tapi sepertinya memang hanya orang-orang tertentu yang bisa menggunakan Bisma. Mereka bilang "Aduh nggak nyaman, aduh kok rem nya nggak makan, aduh.. aduuh..". Sebenarnya dulu kami pakai Bisma pun nggak ada nyaman-nyaman nya. Setidaknya kami ada transportasi, daripada naik angkot, daripada nggojek, daripada nyewa motor.

Yah, sesuatu itu harus di ikhlaskan.

Dear Bisma.. semoga kamu mendapat pengendara yang baru. Semoga kamu dirawat dengan baik, semoga kamu bisa berjaya lagi. Aku tahu kamu adalah motor yang tangguh dan bisa melalang buana kemana-mana. Semoga pengendara setelahku lebih bertanggungjawab lagi, lebih sayang, dan bobotnya lebih ringan. HAHAHAHAH.

Bye Bisma.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH THANKS AND GOMAWO

Diagnosa yang terlalu dini, Alzeimer?

Hi guys~ Selamat datang kembali ke blog amatir ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk bergabung dengan gue disini, menuli...